Take a fresh look at your lifestyle.

Jasad Wanita Dimandikan Nakes Pria, MUI: Kelaminnya Harus Sama

0 110

Ibadah.co.id – Jasad seorang wanita, pasien suspek Covid-19,  dimandikan oleh tenaga kesehatan pria, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan mengomentari hal tersebut. Ia mengatakan bahwa, tenaga kesehatan yang memandikan jasad mesti memiliki kelamin yang sama.

Seperti dilansir cnnindonesia.com pada 24/2/21, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan mengatakan empat petugas medis laki-laki di RSUD Djasamen Saragih, Pematang Siantar, Sumatera Utara yang memandikan jenazah pasien suspek berjenis kelamin perempuan telah melanggar syariat Islam dan fatwa MUI soal memandikan jenazah pasien virus Corona.

“Dalam fatwa MUI itu disebutkan harus sama kelaminnya. Itu melanggar [syariat Islam] memang,” kata Amirsyah kepada CNNIndonesia.com di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (24/2).

Amirsyah lantas menyinggung fatwa MUI nomor 18 tahun 2020 tentang pedoman pengurusan jenazah muslim terinfeksi Covid-19 terkait insiden tersebut.

Fatwa itu menyebutkan bahwa proses memandikan jenazah pasien virus Corona harus dilakukan dengan orang dengan jenis kelamin serupa.

Apabila petugas yang memandikan tidak ada yang berjenis kelamin sama, maka dapat dimandikan oleh petugas yang ada. Namun, jenazah dimandikan tetap memakai pakaian. Jika tidak, maka ditayamumkan.

“Karena masih banyak petugas yang sama jenis kelaminnya di situ. Dan dalam fatwa kita. Itu enggak boleh di buka [pakaiannya]. Ini kan dibuka. Bahkan Itu ada 4 orang yang memandikan,” kata dia.

Lebih lanjut, Amirsyah mengaku MUI sudah melakukan pengecekan ke lapangan dan kejadian tersebut benar terjadi.

Meski demikian, Amirsyah menyarankan agar kasus bisa diselesaikan dengan mediasi dan kekeluargaan. Ia menekankan agar jalan hukum menjadi jalan terakhir.

“Nah itu kita serahkan kepada masyarakat bagaimana sebaiknya. Bahwa ranah hukum, jalan terakhir menyelesaikan persoalan ini. Kalau bisa diselesaikan mediasi dengan cara musyawarah ya. saya kira merupakan jalan yang baik juga,” kata dia.

Polemik ini bermula ketika empat petugas medis menangani jenazah pasien suspek Covid-19 bernama Zakiah. Pasien itu meninggal pada 20 September 2020 di RSUD Djasamen Saragih.

Jenazah kemudian dimandikan oleh empat petugas forensik RSUD Djasamen Saragih. Mereka diketahui berjenis kelamin laki-laki dan dua di antaranya berstatus sebagai perawat.

Melihat kejadian itu, suami dari pasien membuat laporan ke kepolisian atas tuduhan penistaan agama. Padahal, sang suami sebelumnya disebut telah menyetujui proses yang akan dilakukan. Saat ini, kasus yang menjerat empat petugas medis itu telah masuk ke dalam proses persidangan. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy