Take a fresh look at your lifestyle.

Pasca Haramkan Musik, Taliban Bunuh Penyanyi Afghanistan

0 86

Ibadah.co.id – Pasca secara resmi mengharamkan musik, kelompok Taliban membunuh penyanyi asal Afghanistan Fawad Andarabi. Hal ini tentu menimbulkan berbagai reaksi, bukan saja dari dunia internasional, melainkan dari dalam negeri Afghanistan sendiri. Salah satunya muncul dari mantan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Masoud Andarabi.

Ia mengatakan bahwa perlakuan kelompok Taliban ini adalah sebuah hal yang brutal.

Seperti dilansir internasional.sindonews.com pada 30/8/21, kelompok Taliban membunuh seorang penyanyi folk Afghanistan , Fawad Andarabi. Pembunuhan itu terjadi hanya beberapa hari kelompok itu melarang atau mengharamkan musik di negara tersebut.

Pembunuhan terhadap musisi folk itu diungkap mantan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Masoud Andarabi dalam sebuah tweet pada hari Sabtu pekan lalu.

“Kebrutalan Taliban berlanjut di Andarab. Hari ini mereka secara brutal membunuh penyanyi folkloric, Fawad Andarabi yang hanya membawa kegembiraan bagi lembah ini dan penduduknya. Saat dia bernyanyi di sini ‘lembah kita yang indah….tanah nenek moyang kita…’ tidak akan tunduk pada kebrutalan Taliban,” tulis mantan menteri tersebut di akun Twitter-nya, @andarabi,yang dilansir Al Arabiya, Minggu (29/8/2021).

Desa Andarab berada di dekat Lembah Panjshir. Kawasan lembah itu menampung pasukan perlawanan yang menolak kekuasaan Taliban.

Beberapa hari sebelum pembunuhan terhadap penyanyi itu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada New York Times bahwa musik dilarang dimainkan di Afghanistan. Alasannya, kata dia, musik dilarang dalam Islam.

“Musik dilarang dalam Islam, tetapi kami berharap kami dapat membujuk orang untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu, daripada menekan mereka,” kata Mujahid kepada New York Times.

Meskipun kelompok tersebut telah mengambil nada yang lebih lembut di depan umum jika dibandingkan dengan pemerintahan mereka pada tahun 1996-2001, ada kekhawatiran akan kembalinya rezim yang represif.

Sebelumnya, penyanyi pop Afghanistan Aryana Sayeed mem-posting di Instagram pada 21 Agustus yang menyatakan bahwa dia telah berhasil melarikan diri dari negara itu dan sedang dalam perjalanan ke Istanbul.

Mujahid, dalam konferensi pers Selasa lalu, mengatakan kepada para perempuan dan anak-anak untuk tinggal di rumah. Menurutnya, pasukan Taliban tidak dilatih untuk memastikan keselamatan mereka.

Arahan tersebut melemahkan upaya kelompok tersebut untuk menghadirkan front yang lebih toleran, membawa kembali ingatan tentang aturan pertama mereka di mana perempuan dilarang pergi bekerja dan meninggalkan rumah. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy