Korea Selatan Kembangkan Wisata, dan Produk Halal
Ibadah.co.id – Korea Selatan sudah mengembangkan wisata halal, dan juga produk halal. Hal ini disampaikan oleh Co-Founder & Director General of the Korea Institute of Halal Industry (KIHI), James Noh.
Bukan hanya itu, James juga mengatakan bahwa makanan halal di Korea Selatan sekarang sudah merambah e-commerce.
Seperti dilansir travel.detik.com pada 17/9/21, Korea mengembangkan wisata halal untuk datangkan traveler muslim. Berbagai restoran halal yang sudah tersertifikasi tersedia untuk wisatawan.
Sebelum 2020, saat pandemi belum melanda Korea Selatan memiliki 300 perusahaan yang memproduksi makanan halal. Negara ini memiliki 200 ribu penduduk muslim yang sebagian besar adalah pekerja dan pelajar asing.
“Kami memproduksi daging halal, snack, saus, ramen dan minuman,” kata Co-Founder & Director General of the Korea Institute of Halal Industry (KIHI), James Noh dalam Global Tourism Forum.
Selain itu, Korea Selatan juga mempunyai 350 restoran ramah muslim yang sudah memiliki sertifikasi halal, dan dimiliki oleh muslim. Distribusi makanan halal juga bisa didapatkan di supermarket hingga pasar tradisional.
Sementara, pada tahun 2019, Korea Selatan didatangi oleh wisatawan muslim sebanyak satu juta. Setengah dari wisatawan tersebut adalah berasal dari Indonesia dan Malaysia.
Namun, saat pandemi melanda yang mengharuskan jarak sosial, banyak restoran yang tak lagi didatangi wisatawan. Masyarakat lebih memilih pemesanan online ketimbang makan di tempat.
“Pandemi menyebabkan terlaksananya jarak sosial dan memberikan kesempatan bagi e-commerce di Korea,” tambah James.
Pada tahun 2019, pertumbuhan pasar e-commerce di Korea meningkat pada tahun 2020. Pada 2019, penghasilannya mencapai 135 triliun won, sedangkan 2020 menjadi 151 triliun won.
Sementara pertumbuhan restoran yang bisa dipesan lewat aplikasi juga naik dai 6 triliun won di 2011 ke 23 triliun won di tahun 2020. Begitu pula dengan platform untuk makanan cepat saji yang menawarkan ‘early morning delivery’.
“Di 2020, platform fresh food adalah di angka 2,5 triliun won, sedangkan pada tahun 2021 menjadi 4 triliun won,” tambahnya.
Di dalam e-commerce tersebut, tersedia makanan-makanan halal Indonesia, misalnya, Naver Shopping sebagai marketplaces terbesar menjual 5.700 item makanan halal, salah satunya Indomie.
“Saya menemukan mie goreng dari Indonesia harganya 590 won atau sekitar Rp 7.200,” ungkap James.
“Transaksi makanan halal juga meningkat pesat di pasar online Korea,” tambahnya.
Pemulihan ke masa sebelum pandemi diperkirakan akan memakan waktu setidaknya tiga sampai empat tahun. Bahkan jika turis datang, social distancing diperkirakan akan terus berlanjut. Untuk itu platform pemesanan makanan online di Korea ditawarkan untuk konsumen muslim untuk bisa mengonsumsi makanan halal.
“Dengan kata lain, (konsumen) dapat memesan halal meal kit atau memesan makanan segar melalui aplikasi juga dapat memesan halal lunch box atau menu halal restoran,” tambahnya. (RB)
[…] – Produk halal asal Indonesia alami kesulitan untuk masuk ke pasar Eropa. Ada beberapa hal yang membuat hal ini […]