Take a fresh look at your lifestyle.

Respon Isu-isu Islam, UNUSIA Gelar Simposium Nasional Islam Nusantara

0 97

Ibadah.co.id – Isu-isu Islam dalam level nasional serta nasional kian marak dibincangkan. Adapun isu yang lagi hangat akhir-akhir ini adalah isu wacana pemerintah untuk pemulangan WNI eks ISIS yang ada di Suriah. Isu ini ramai diperbincangkan dalam media sosial sera dalam diskusi-diskusi publik.

Seperti dilansir oleh monitor.co.id, wacana pemerintah untuk pemulangan WNI eks ISIS menuai kontroversial. Beberpa eli negara menyetuji dengan pemulangan tersebut. Namun, tidak sedikit yang menolaknya. Presiden Jokowi sendiri menolak untuk tidak dipulangkan, walaupun masih dalam tahap pertimbangan.

Seperti dilansir NU Online, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj dengan tegas tidak menyetujui rencana pemerintah untuk memulangkan eks anggota ISIS ke tanah air Indonesia. Ia juga dengan tegas menyampaikan penolakan atas rencana tersebut.

“Saya tolak, saya tidak setuju. Mereka sudah meninggalkan negara, sudah membakar paspornya, sudah mengatakan kita ini thogut, terutama NU, anshorut thogut, pendukung thogut,” tegas Kiai Said usai memberikan sambutan dalam kegiatan Simposium Nasional Islam Nusantara, Sabtu (8/2) di Gedung PBNU Jakarta.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini mendorong pemerintah untuk berkaca pada sejumlah negara yang juga menolak eks ISIS pulang ke negara asalnya.

“Semuanya, pada prinsipnya yang sudah meninggalkan kewarganegaraan dengan kemauan sendiri, ngapain. Semua negara yang warga negaranya berangkat ke ISIS, semua ditolak pulang. Saudi menolak warga negaranya, Pakistan juga menolak. Mereka pembunuh, pembantai, pemerkosa ngapain di-ramahin,” pungkas Kiai Said kepada para awak media yang hadir.

Dalam kegiatan Simposium Islam Nusantara itu, Kiai Said menegaskan bahwa Islam Nusantara dapat menjadi solusi bagi umat Islam di dunia dalam hal kebudayaan dan peradaban. Pasalnya Islam Nusantara menghormati budaya selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Sementara di negara-negara Islam yang di Timur Tengah, kata Kiai Said, belum mampu menyelesaikan konflik di negaranya masing-masing.

“Indonesia akan menjadi kiblat umat Islam fi tsaqafah wal hadharah (dalam kebudayaan dan peradaban),” kata Kiai Said.

Dalam kegiatan Simposium tersebut, Islam Nusantara secara akademik dibahas oleh sejumlah dosen, peneliti, guru besar, dan lain-lain. Di antaranya, KH Agus Sunyoto, Fachry Ali, Azyumardi Azra, Najib Burhani, KH Masdar Farid Mas’udi, Zastrouw Al-Ngatawi, Oman Fathurrahman, Ulil Abshar Abdalla, KH Abdul Moqsith Ghazali, Badriyah Fayumi, Syafiq Hasyim, Mahmud Syaltout, dan tokoh-tokoh lainnya.

Adapun seumlah tema strategis yang akan diperdalam ialah: Sumber-sumber Tekstual-Material dan Otoritas Keagamaan dalam Islam Nusantara, Perspektif Islam Nusantara tentang Minoritas, Disabilitas dan Perempuan, Perspektif Islam Nusantara tentang Agraria, Pertanian, dan Climate Change, Perspektif Islam Nusantara tentang Filantropi, Keadilan dan Pengentasan Kemiskinan. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy