Take a fresh look at your lifestyle.

KH. Abdul Hamid bin Chasbullah: Putuskan Hukum Hormat pada Bendera Setelah Bangun Tidur

0 289

Ibadah.co.id- KH. Abdul Hamid bin Chasbullah adalah adik kandung dari KH. Abdul Wahab Hasbullah. Sosok ahli di bidang fikih ini tidak sepopularitas KH. Abdul Wahab Hasbullah, namun kedalaman ilmunya tidak diragukan lagi. Bahkan, KH. Wahab pun menanyakan ta’bir (referensi) berbagai waqi’iyyah. Saking kedalaman ilmunya, dia disebut sebagai macannya bahstul masail yang kaya dengan referensi.

Misalnya, dalam forum bahstul masail, para kiai saling mencari referensi yang dijadikan dasar hukum hormat kepada bendera. Namun, para kiai tersebut tidak menemukan titik terang, akhirnya pembahasannya menjadi buntu tidak ada ujungnya.

KH. Abdul Hamid bin Chasbullah saat itu sebagai mushahih (pemeriksa hasil akhir) dalam forum bahstul masail tersebut. Beliau bangun dari tidurnya selama pembahasan dimulai di barisan depan, tempat yang biasanya diisi oleh perumus atau mushahih dalam kegiatan bahstul masail.

Tanpa berpikir panjang, beliau menegaskan bahwa hormat pada bendera hukumnya boleh, bukan tergolong syirik dan haram. Hormat kepada bendera bukan diartikan hormat pada fisik semata. Namun, sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada apa yang terkandung di dalamnya, yaitu para pejuang kemerdekaan, bumi pertiwi, kekayaan alam dan segenap lapisan masyarakat Indonesia.

Kemudian, KH. Abdul Hamid bin Chasbullah menyampaikan sebuah syair yang menjadi referensi dasar hukum dari pendapat yang beliau utarakan. Beliau mengutip syair Arab kuno yang melegenda sebagai berikut:

أمر على الديار ديار ليلى * أقبل ذا الجدار وذا الجدار

“Kususuri rumah-rumah Laila, kuciumi tembok ini dan tembok ini.”

وما حب الجدار شغفن قلبي * ولكن حب من سكن الديار

“Bukan suka kepada rumah yang menyenangkan hatiku, namun kecintaan kepada penghuninya (yang membuat hatiku meluap-luapkan cinta).”

Setelah mendengar penyampaian KH. Abdul Hamid bin Chasbullah, para jamaah yang terdiri dari para kiai merasa takjub atas penyampainnya. Betapa tidak, mereka yang berjam-jam membahas dan tidak ditemukan titik terangnya. Sedangkan, KH. Abdul Hamid menyelesaikan perkara tanpa berpikir panjang setelah bangun tidur dengan jawaban tuntas dan sempurna. (HN/Kontributor)

*Sumber cerita dari cucu KH. Abdul Hamdi Hasbullah, KH. Andurrazaq Sholeh. (Ulama & Kiai Nusantara).

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy