Take a fresh look at your lifestyle.

Filosofi Hari Raya Kupat dalam Tradisi Islam

0 127

Ibadah.co.id-Tradisi Hari Raya Kupat, sudah tidak asing lagi. Hari raya ini dilaksanakan pada hari ke delapan di bulan Syawal. Tradisi ini merupakan perayaan kemenangan bagi orang yang menyempatkan dirinya untuk berpuasa 6 hari di bulan tersebut.

Namun, yang tidak kita sadari adalah dari mana asal muasal perayaan Hari Raya Kupat ini?

Ada beberapa tradisi dan  budaya yang sering kita lakukan tapi kita tidak pernah tahu makna dan maksud dari nama tradisi dan budaya itu sendiri. Berasal dari Islam kah? Hindu kah? Budha kah? Kita sering mengabaikannya.

Sejarah Kupat sendiri dikenalkan pertama kali kepada masyarakat Jawa oleh Sunan Kalijaga. Ketupat sendiri memiliki filosofi Jawa yang berarti “ngaku lepat dan ngaku papat” yang berarti “mengaku salah dan empat tindakan.” Empat kata tersebut memiliki arti sendiri-sendiri.

Ngaku lepat diekspresikan melalui tradisi sungkeman atau salaman. Tujuan kegiatan ini adalah meminta maaf, menghomati orang tua, bersikap rendah hati, dan meminta keikhlasan dari orang lain untuk saling memaafkan atas segala kesalahan yang telah diperbuat.

Sementara, laku papat berarti empat tindakan yakni: lebaran, luberan, leburan, laburan.

1. Lebaran merupkan usainya bulan Ramadan (waktu puasa).
2. Luberan adalah melimpah, yang berarti kuwajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah kepada fakir miskin.
3. Leburan, kata ini memiliki arti yang berkaitan erat dengan “ngaku lepat”. Leburan sendiri berarti lebur atau sudah habis. Maksudnya dosa kita sudah melebur, karena pada hari tersebut seluruh umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan berasal dari kata labur yakni kapur yang biasa digunakan untuk memutihkan dinding atau untuk penjernih air. Dengan maksud agar kita selalu menjaga kesucian hati lahir maupun batin.

Itulah sebabnya, pada hari Raya Kupat sebagian besar masyarakat membuat ketupat. Bahkan pada awal hari raya Idul Fitri sebagian masyarakat juga ada yang membuat ketupat. Sebab, Sunan Kalijaga membudayakan tradisi pembuatan ketupat ini sebanyak dua kali dalam bulan Syawal. (HN/Kontributor)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy