Masjid Pertama di Slovenia Akhirnya Diresmikan
Ibadah.co.id – Hidup sebagai warga negara yang menjadi minoritas tidaklah sebebas apa yang dilakukan oleh mayoritas. Karena boleh jadi kekuasaan pemerintah dikendalikan oleh mayoritas warga tersebut.
Berita yang mengejutkan sekaligus menjadi berita gembira untuk kita semua sekarang adalah, seperti dilansir NU Online adalah, masjid pertama di Slovenia akhirnya diresmikan pada Senin (3/2) waktu setempat. Masjid yang terletak di ibu kota Slovenia, Ljubljana, itu dibuka setelah menghadapi berbagai macam rintangan selama 50 tahun terakhir.
Iya, komunitas Muslim Slovenia mengajukan izin pembangunan masjid ini pada 1960-an. Ketika itu Slovenia masih menjadi bagian dari Komunis Yugoslavia. Komunitas Islam di Slovenia akhirnya baru mendapatkan izin pembangunan masjid 15 tahun lalu. Namun demikian, jalan mereka untuk mendirikan masjid tidak mudah dan penuh tantangan.
Mereka harus menghadapi tentangan dari politisi kelompok sayap kanan dan masalah keuangan. Para penentang berulang kali menghalangi pembangunan masjid. Mereka beberapa kali mengirim kepala babi dan darah ke lokasi pembangunan masjid. Mereka juga mengkritik dana pembangunan masjid yang berasal dari Qatar. Dilaporkan, pembangunan masjid ini menghabiskan dana sekitar 34 juta euro (Rp515 juta), di mana 28 juta euro merupakan sumbangan Qatar.
Ketua Komunitas Islam di Slovenia, Mufti Nedzad Grabus, mengatakan, pembukaan masjid pertama di Slovenia itu menjadi titik balik kehidupan Islam di sana. “Slovenia adalah bekas negara bagian Yugoslavia terakhir yang mendapatkan masjid, menjadikan Ljubljana sebagai ibu kota dari pada kota provinsi di ujung dunia,” kata Grabus saat konferensi pers, dilansir laman France24, Senin (3/2).
Masjid pertama di Slovenia ini mampu menampung hingga 1.400 jamaah. Bahan bangunan masjid terdiri dari beton, baja, kaca, dan kayu. Di samping masjid, ada lima Pusat Kebudayaan Islam lainnya, yaitu menara 40 meter, pusat pendidikan termasuk perpustakaan, restoran, lapangan basket, kantor-kantor komunitas, dan perumahan untuk ulama.
Arsitek masjid, Matej Bevk, menjelaskan, desain masjid merupakan kombinasi antara nilai-nilai arsitektur Islam tradisional dan arsitektur modern. Dikatakannya, kaca pada muka bangunan masjid tersebut menunjukkan transparansi dan keterbukaan.
Untuk diketahui, sebelumnya komunitas Muslim di Slovenia selalu menyewa gedung olahraga atau gedung pertemuan ketika hendak melaksanakan ibadah atau perayaan keagamaan. Padahal menurut sensus 2002, jumlah Muslim di Slovenia mencapai 2,5 persen dari 2 juta populasi negeri itu. Dengan demikian, Islam menjadi agama terbesar kedua di Slovenia. (RB)