Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Suriah Hadapi Pembantaian Militer Turki

0 62

Ibadah.co.id – Militer Turki terhitung sejak Sabtu (12/10) berambisi bumi hanguskan pendudukan Suriah di Kurdi. Menghadapi agresi militer Turki yang terus bertambah, Suriah mengerahkan beberapa unit Tentara Arab Suriah (TNA) ke bagian utara sejak Ahad (13/10).

Syrian Arab News Agency (SANA) melaporkan kondisi militer Suriah yang bersiap mengerahkan menggerakkan pasukannya ke utara. Bersamaan dengan itu, sebagian besar Pasukan Demokratik Suriah (SDF) telah mengadakan pertemuan di pangkalan udara Hmeimim Rusia, di Latakia. Politisi senior Partai Progresif Demokratik Kurdi, Ahmed Suleiman mengumumkan baha pihaknya memilih sikap untuk “tidak berkomentar” menanggapi pernyataan Suleiman.

Juru bicara SDF Mustafa Bali menuturkan, kelompoknya akan mencari berbagai alternatif pertimbangan semua opsi yang dapat menyelamatkan. Sikap ini dilakukan dalam rangka mengamakan kelompoknya dari pembantaian etnis yang digelorakan militer Turki.

Menurut Lembaga Pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di Inggris, pasukan pemerintah Suriah telah bersepakat akan melindungi kota-kota yang dikuasai Kurdi, seperti di Kobani dan Manbij.

Reaksi Prancis terhadap ketidakstabilan situasi di Suriah

Menghadapi kondisi yang tak menentu ini, pasukan militer AS yang dikerahkan di perbatasan Kobani dan Manbij kembali ditarik mundur. Penarikan pasukan  ini bedasarkan intruksi Donald Trump secara mendadak. Trump memilih pengamanan militernya. Sehingga militernya ditarik keluar dari wilayah Kurdi di Suriah, dan meninggalkan Prancis.

Sementara itu, pada Senin (14/10) Prancis mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk mengamankan rakyat sipilnya. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah merilis pernyataan setelah mengadakan pertemuan kabinet darurat. pihaknya menyatakan bahwa sejumlah langkah pengamanan akan dilakukan dalam beberapa jam ke depan. Marcon siap melindungi militer Prancis dan warga sipil yang berada di zona itu.

Militer Turki Berhasil Kuasai Kota Perbatasan

Pihak Turki mengatakan bahwa serangan mereka ke Suriah pada Minggu (13/10) adalah bentuk perlindungan diri dari “teroris,” sebagaimana Turki menyebut anggota Pasukan Perlindungan Rakyat Kurdi, yang berasal dari SDF.

Sebelumnya, lembaga pengamat hak asasi SOHR melaporkan bahwa setidaknya sembilan orang, termasuk lima warga sipil, tewas dalam serangan udara Turki hari Minggu.

Serangan udara tersebut menghantam barisan konvoi yang membawa demonstran anti-Turki, warga dan wartawan, saat hendak mendekati Ras al-Ayn, kota perbatasan di Suriah yang kini berada di bawah kendali Turki.

SOHR menambahkan, Pasukan Turki juga bergerak ke pusat kota di perbatasan lain, seperti Tal Abyad, dan telah mendapat “kendali penuh atas wilayah itu”.

Serangan Turki yang telah dijalankan sejak minggu lalu diberitakan telah menewaskan sedikitnya 10 warga sipil, belasan pasukan Kurdi dan beberapa tentara Turki. Sementara, ratusan simpatisan ISIS dibebaskan, karena pasukan Kurdi tengah fokus berjaga di wilayah mereka. PBB memperkirakan bahwa lebih dari 100.000 orang harus mengungsi dari rumah mereka di kawasan pertempuran. (RB/harakatuna)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy