Muhammadiyah Konsisten Shalat Idul Fitri di Rumah, Menilai Kebijakan Pemprov Jatim Plinplan

Ibadah.co.id-Tinggal menghitung jari lebaran dan shalat Idul Fitri akan tiba, sementara covid-19 di bumi pertiwi belum usai, sehingga segala kegiatan yang bersifat berjamaah atau berkumpul dilarang oleh pemerintah bahkan tokoh agama untuk memutus mata rantai covid-19.

Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Timur menilai Pemerintah Provinsi Jatim tidak konsisten dalam menetapkan kebijakan lantaran memperbolehkan shalat Idul Fitri berjamaah di tengah pandemi covid-19. Hal ini tidak sesuai dengan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan protokol yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI.

“Itu kami sayangkan, jadi kita ini menetapkan PSBB tapi kok juga memberi kelonggaran. Ya, itu sikap yang menurut saya plinplan lah,” kata Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim, Nadjib Hamid kepada wartawan melalui sambungan telepon, dilansir dari CCN Indonesia, Senin (18/05).

Nadjib menilai Pemprov Jatim tidak konsisten dalam menetapkan Ihwal aturan soal kegiatan beragama di tengah pandemi dan aturan PSBB. Hal ini yang membuat masyarakat secara umum bingung dan bertanya-tanya.

Dia mempertanyakan pernyataan Pemrov Jatim terkait dengan kebolehan shalat Idul Fitri di masjid. Di satu sisi, ingin pandemi covid-19 berakhir. Di sisi lain, berpotensi dalam penyebaran covid-19 semakin meluas.

Menanggapi surat edaran Sekretaris Daerah Provinsi Jatim nomor 451/7809/012/2020 tentang pelonggaran pelaksanaan Salat Id berjemaah, Ketua PP Muhammadiyah Jawa Timur mengaku pihaknya akan melakukan pertemuan pada hari Senin 18 Mei 2020 dengan organisasi Islam di Jawa Timur.

Apa pun hasilnya nanti, kata Saad, tetap konsisten pada kebijakan yang awal, dilarang melakukan shalat idul Fitri di masjid atau lapangan melainkan melakukan di rumah masing-masing. Menurutnya, sesuai dengan protokol yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Fahcrul Rozi. (HN/Kontributor)