Pelajar IPNU Riau Gelar Deklarasi Kebangsaan untuk Menjaga Keutuhan NKRI
Ibadah.co.id – Untuk menjaga komitmen terhadap keutuhan NKRI, segenap pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Provinsi Riau telah melakukan deklarasi kebangsaan yang dibacakan oleh Ketua IPNU Riau, Saddam di hadapan para pelajar dan mahasiswa dalam sebuah acara diskusi publik di Pekan Baru, Selasa (27/11/19).
Pada deklarasi dan diskusi publik bertema ‘Jalin Persatuan, Cegah Perpecahan untuk Terciptanya Pilkada Serentak Tahun 2020 Yang Sejuk’ ini, Pelajar dan mahasiswa Riau juga menolak segala bentuk radikalisme yang berawal dari ujaran kebencian, provokasi, berita hoaks dan isu SARA.
Karena itu, Saddam pun memimpin deklarasi itu dengan tegas bahwa “Kami adalah pelajar, dan mahasiswa Riau siap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berbhineka Tunggal Ika”.
Bahkan pada deklarasi itu Saddam diikuti seluruh peserta diskusi perwakilan dari berbagai kampus, hal itu yang kemudian “lebih mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap persoalan demi menjaga kondusifitas masyarakat demi terselenggaranya Pilkada serentak 2020 yang aman, damai dan bermartabat di Propinsi Riau”.
Adapun tujuan diselenggarakannya kegiatan ini, menurut Saddam adalah fakta permasalahan Dasar digelarnya kegiatan ini menurut Saddam adalah fakta permasalahan yang belakangan ini masyarakat disibukkan dengan momentum politik. Di mana momen tersebut, tentu masyarakat akan dijumpai dengan berbagai permasalahan kompleks akibat gesekan politik yang mudah memecah belah bangsa.
Pada diskusi tersebut juga hadir dua narasumber sebagai pemateri yakni Panca Setyo Prihatin (akademisi) yang mengangkat materi “Hakikat Pilkada untuk Kesinambungan Kepemimpinan Daerah”. Sedangkan, Hasan (Komisioner Bawaslu Riau) membahas terkait “Pilkada Tanpa Politik Identitas (SARA)”.
“Bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang dalam perjuangan spirit-spirit kebangsaan yang muncul dari jati diri bangsa. Spirit tersebut harus terus dijaga sebagai cita-cita para pendiri bangsa. Maka dari itu, hal-hal yang berkaitan dengan radikalisme harus dihindari dan dicegah sejak dini,” Ujar Panca Setya Prihatin.
Sementara itu, Hasan lebih mementingkan untuk mengajak kehati-hatian masyarakat dalam merangkai kata-kata ataupun menerima berita di media sosial. Saat ini media sosial sangat rawan menjadi tempat beredarnya isu-isu adu domba, hoaks yang mengarah kepada politik identitas yaitu SARA. (HN/ibadah.co.id)