PBNU dan Muhammadiyah Tanggapi Gerakan Nasional Revolusi Mental
Ibadah.co.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah menanggapi semakin semakin membuminya Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini meminta agar gerakan ini dapat terus menguatkan budaya bangsa.
Sedangkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti berharap program ini dapat berdampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat.
Seperti dilansir nasional.sindonews.com pada 20/9/21, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di bawah koordinasi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudyaan (PMK) Muhadjir Effendy terus membumi. Gerakan ini mendapat respons positif dari berbagai tokoh dan akademisi.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini, mengapresiasi dan mendukung GNRM melalui partisipasi masyarakat. Dia pun mendorong gerakan ini berorientasi kepada penguatan nilai luhur budaya bangsa. “Yakni tepa selira, gotong royong, saling menghormati dan membangun jati diri bangsa,” kata Helmy, saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Senada, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan GNRM merupakan program yang strategis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai bangsa yang maju sebab faktor mental sangat penting dalam membangun karakter bangsa. Karena itu sangat tepat ketika pemerintah menjadikan Revolusi Mental sebagai gerakan nasional.
“Selama beberapa tahun, Muhammadiyah bersama dengan Kementerian PMK bekerja sama dalam gerakan nasional Revolusi Mental. Program Revolusi Mental sangat bermanfaat dalam membangun kehidupan sosial yang rukun, tolong menolong, gotong royong dan sikap positif serta kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tandas Mu’ti.
Sementara itu, Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), Panut Mulyono mengatakan Gerakan Nasional Revolusi Mental melalui partisipasi masyarakat 2020-2024 untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Dari gerakan ini, dia berharap akan tumbuh insan-insan Indonesia yang memiliki sifat melayani, bersih dan jujur, tertib, mandiri, dan selalu menjaga persatuan bangsa. “Hal ini sebenarnya merupakan karakter dan jati diri bangsa Indonesia,” ungkap Panut, yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menambahkan dalam dunia pendidikan, gerakan ini menjadi ruh pendidikan karakter yang harus ditanamkan, dibiasakan dan dilaksanakan dalam kehidupan sekolah melalui kegiatan kurikuler, ko kurikuler dan intra kurikuler. “Gerakan Revolusi Mental adalah nafas dalam pendidikan sehingga harus menjadi gerakan bersama lintas kementerian terutama Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Kemenko PMK,” tegasnya. (RB)