Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

PBNU Silaturahim dengan PWNU dan PCNU Se-Jawa Tengah

0 41

Ibadah.co.id –Bertempat di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah pada Kamis (29/9/2022). Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar silaturahim dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Tengah.

Kegiatan ini dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Wakil Rais Aam KH Anwar Iskandar, Katib Aam KH Akhmad Said Asrori, dan Katib KH Muhyidin Thohir. Hadir pula Ketua PBNU H Amin Said Husni, Ketua PBNU KH Miftah Faqih, Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf, dan Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU KH Najib Bukhori.

Dalam sambutannya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengaku bahwa pertemuan tersebut mengingatkannya kepada sosok kakeknya, yaitu KH Bisri Mustofa. Pasalnya, ulama yang produktif menulis itu kerap mengumpulkan para kiai NU di pondoknya tersebut.

“Selain sosialisasi Perkum, acara siang ini klangenan karena dulu di sini, kakek saya (KH Bisri Mustofa) sering mengumpulkan pengurus-pengurus NU untuk diskusi di tempat ini,” katanya.

Senada, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) juga mengungkapkan bahwa ayahnya tersebut memang kerap mempertemukan para kiai di tempatnya dengan dalih acara penting.

“Dulu, ayah saya KH Bisri Mustofa suatu saat mengumpulkan ulama se-Rembang di tempat ini. Diundang bilangnya acara penting. Tapi semangatnya mayoran (makan-makan. Habis makan, para kiai tanya iki terus yang penting itu apa? Ya silaturahim itu apa kurang penting?” jelas Mustasyar PBNU itu.

Sementara itu, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidullah Shadaqah menyampaikan kepada segenap pengurus untuk mengikuti pertemuan tersebut dengan serius.

“Mengharap untuk mencatat melaksanakan apa yang dikomandokan PBNU. Saya yakin ada hal-hal baru dari Gus Yahya Staquf,” katanya. Sebab, lanjut Kiai Ubaid, NU harus turut andil menampilkan Ahlussunnah wal Jamaah menjadi bagian dari tatanan baru dunia. Hal ini mengingat tantangan yang semakin berat dari laju zaman yang demikian pesatnya, apalagi gliobalisasi yang mencengkram seluruh dunia.

“Hal ini tidak dapat kita laksanakan kecuali dengan ketertiban, keteraturan, cabang-cabang di seluruh Indonesia pada peraturan yang ditentukan ulama ini terutama muqarrarat baru, tentang Peraturan Perkumpulan (Perkum),” ujarnya.

Baca juga : 80 UMK Sumatera Barat Terima Sertifikat Halal Selfdeclare

Sumber: NU Online

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy