Pesantren Yakin Bisa Beradaptasi dengan Era Revolusi 4.0
Ibadah.co.id, Jatim –Pesantren, sebagai lembaga pendidikan pengetahuan dan karakter, baik yang bersifat tradisonal maupun modern, diyakini mampu beradaptasi dan menguasi era revolusi industri 4.0. Sebab pesantren mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur yang memadai untuk menghadapi itu.
Hal itu diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Silo, Jember, KH Hodri Ariev saat menjadi nara sumber dalam diskusi publik di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Taman Baru, Desa Glagahwero, Kalisat, Jember, Jawa Timur, (5/1) malam.
Pesantren harus optimis mengadapi revolusi industri 4.0. Sebab dengan begitu, pesantren terpacu untuk maju menjadi lebih baik. Kiai menegaskan bahwa, kunci optimisme bagi pesantren adalah ajaran Asy’ariyah bahwa takdir adalah hak prerogatif Allah. Sedangkan kewenagan manusia hanyalah berusaha.
“Karena tugas kita adalah berikhtiar, maka kita tidak boleh pesimis, apalagi putus asa untuk memperbaiki keadaan dan untuk maju. Pesantren pasti bisa menjawab tantangan jaman, termasuk revolusi industri 4.0,” ucapnya sebagaimana dirilis nu online (6/1).
Kiai menegaskan bahwa revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perubahan besar-besaran di segala berbasis internet itu, menghadirkan tantangan yang cukup ironi. Yaitu manusia cenderung dikuasai oleh internet, bukan manusia menguasai internet dengan bijak.
“Dari sinilah munculnya hoaks dan fitnah. Dari sini pula pangkal munculnya ustadz-ustadz instan yang menyebarkan paham keislaman yang dangkal dan penuh kebencian,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Rais Syuriyah PCNU Jember, KH A. Rosyidi Baihaqi memastikan bahwa berita hoaks adalah produk dari para pembohong, yang merupakan musuh utama Islam. Dikatakannya, di zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq, muncul seorang pembohong, Musailamah Al-Kadzdzab dan Thulaihah Al-Kadzdzab. Keduanya merongrong persatuan umat Islam hanya beberapa saat setelah Nabi Muhammad wafat.
“Abu Bakar langsung memutuskan untuk memerangi mereka dan membasmi mereka sampai habis. Ini pelajaran bagi kita untuk memerangi hoaks dan fitnah yang sekarang merajalela di berbagai media sosial,” tegasnya.