10 Keunikan Masjid Raya Al Jabbar, Ikon Baru Provinsi Jawa Barat
Ibadah.co.id- Masjid Raya Al jabbar sempat terhenti pembangunanya selama 1,5 tahun akibat dampak covid-19. Namun sekarang masyarakat Indonesia sudah bisa mengunjungi masjid unik ini setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikannya pada hari Jumat, 30 Desember 2022 kemarin.
Masjid Raya Al Jabbar milik pemerintah Provinsi Jawa Barat ini merupakan rancangan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, saat masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Masjid ini memiliki daya tarik yang tinggi dalam kalangan masyarakat tidak hanya keindahan dan kemegehannya akan tetapi fungsi dan fasilitas yang ada di dalamnya.
Berikut 10 keunikan Masjid Raya Al Jabbar yang perlu kamu ketahui:
1. Tidak Hanya Berfungsi Sebagai Tempat Ibadah
Situs web Pemprov Jabar melaporkan bahwa selain sebagai tempat beribadah, Masjid Al Jabbar juga mempunyai fungsi edukasi, wisata, dan sosial. Adapun asilitas yang terdapat dalam bangunan Masjid Al Jabbar ini antara lain adalah ruang sholat, tempat manasik haji, penginapan, perpustakan, ruang pertemuan, hingga museum-museum.
2. Arsitekturnya Mengusung Filosofi Asmaul Husna
Nama masjid ini mengandung filosofi dari salah satu Asmaul Husna, yakni Al Jabbar yang artinya Maha Perkasa. Dibangun di atas tanah 99 x 99 meter dan memiliki 4 menara salah satunya memiliki menara tertinggi 99 meter.
3. Desain Ramah Lansia dan Disabilitas
Di utas Twitter-nya, Ridwan Kamil mengatakan bahwa Masjid Raya Al Jabbar didesain ramah lansia dan disabilitas. “Ada akses ramp dan dua lift yang memadai. Ada ruang wudhu dan toilet khusus difabel juga,” jelasnya.
4. Desain Masjid berasal dari Rumus Matematika
Konsep dari bangunan masjid ini disebut berasal dari rumus matematika yang identik dengan rumus aljabar. Ini terlihat dari ornamen rumit, namun indah di area masjid. Ridwan Kamil menjelaskan, nama ini terkait dengan filosofi desain masjid, yaitu mengembalikan masa kejayaan Islam dalam ilmu pengetahuan.
“Jadi Aljabar ini, karena namanya Al Jabar Jawa Barat, Aljabar juga matematika rumusnya juga datang dari matematika dari sebuah rumus. Kalau matematika jadi sebuah angka, kalau arsitektur rumus itu jadi tiga dimensi,” ungkap pria yang kerap disapa Kang Emil, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (7/12/2018).
Konsep ini yang kemudian diterjemahkan Ridwan Kamil dalam bentuk desain kubah tiga dimensi. “Jadi kalau kita lihat desainnya adalah kumpulan perulangan-perulangan dari besar, sedang, kecil yang sebetulnya itu rumus matematika. Karena dulu Islam berjaya dari ilmu pengetahuan khususnya matematika. Ya kita bangkitkan lagi di Jabar semangatnya,” tutur dia.
5. Banyaknya Pintu Melambangkan Jumlah Kabupaten
Masjid Al Jabbar juga dikonsepkan memiliki 27 pintu yang menyimbolkan 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Ukiran batik dari 27 pintu tersebut berbeda-beda sesuai kekhasan masing-masing daerah. Sehingga secara tidak langsung memperknalkan budaya Jawa Barat dan sekaligus menunjukan ikatan persatuan yang kuat antar kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
6. Tanpa Tiang Tengah
Manajer Produksi Proyek Pembangunan Masjid Al Jabbar Affy Primadhian menyebut bahwa salah satu keistimewaan desain Masjid Al Jabbar adalah tanpa tiang tengah. “Suatu tantangan bagi kami untuk menyelesaikan pekerjaan ini agar sesuai desain yang diharapkan,” ucapnya.
7. Ruang Edukasi Keislaman
Kepala Bidang Jasa Konstruksi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jabar, Gunawan, menuturkan bahwa Masjid Al Jabbar dapat jadi ruang edukasi keislaman. Selain museum Nabi Muhammad, terdapat pula taman-taman tematik.
“Fasilitas di Masjid Al Jabbar, pertama, tentunya sarana beribadah, area untuk salat. Kemudian yang kedua, area untuk pameran. Jadi, kita punya museum terkait perkembangan Islam, mulai dari zaman Nabi Muhammad sampai (menyebar) ke Indonesia,” ia mengatakan.
Gunawan menyambung, “Kemudian, ada juga area untuk lanskap. Ini area yang mengelilingi masjid di luar dari embung atau retensi. Ada taman-taman yang memiliki tema. Contohnya, ada taman Nabi Adam, ada taman Nabi Nuh, ada taman Nabi Ibrahim, kemudian ada juga taman Nabi Yunus. Di situ menggambarkan bagaimana kisah nabi-nabi.”
Masjid Al Jabbar dapat menampung 20 ribu jemaah di lantai bawah. Lantai atasnya mayoritas akan digunakan untuk jemaah perempuan dengan kapasitas hingga tiga ribu orang. Area alun-alun pun dapat digunakan untuk salat karena sudah dipasang garis saf salat yang bisa
8. Tanpa Kubah
Selain tanpa tiang tengah, masjid yang terletak di kelurahan Cimenerang, kecamatan Gedebage, kota Bandung ini juga dibangun tanpa kubah. Alih-alih, masjid ini memiliki ornamen atap tumpuk berbentuk kerucut dilengkapi kaca berwarna-warni.
9. Disebut Masjid Terapung di Atas Danau
Salah satu fakta menarik dari Masjid Al Jabbar ini adalah keberadaannya terlihat terapung di atas air. Hal ini dikarenakan posisi masjid dikelilingi oleh danau sehingga dari kejauhan terlihat seperti terapung. Danau buatan di sekitarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan air warga Bandung, yakni setara 15 meter kubik per detik. Danau Gedebage dengan kedalaman tiga meter ini berfungsi sebagai penampung air hujan, cadangan air baku, dan punya fungsi sosial.
10. Masjid Tersulit dan Terkompleks
Sebagai arsitek Masjid Al Jabbar, Emil mengaku takjub karena hasilnya melebihi imajinasinya, “Antara yang saya sketsa dengan yang jadi, lebih keren jadinya. Makanya saya suka merinding pas masuk,” ucapnya.
Masjid Al Jabbar juga diakuinya sebagai masjid tersulit dan terkompleks yang pernah ia rancang. “Ini terkompleks, tersulit dan terbesar yang Allah takdirkan hadir saat saya jadi pemimpin di Jabar,” ujar Kang Emil.
Ide pembangunan masjid Al Jabbar ini berawal pada 2016 lalu saat dirinya masih menjabat Wali Kota Bandung. Saat itu, ia memberi usulan pada Gubernur saat itu, Ahmad Heryawan agar Jawa Barat memiliki masjid raya sendiri.
“Selama ini kan nebeng ke Masjid Agung Bandung, makanya namanya diubah jadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat,” ungkap Kang Emil.
Masjid Raya Al Jabbar menyadarkan kita bahwa fungsi masjid tidak hanya sebagai sarana ibadah, tetapi juga sebagai tempat kita untuk belajar memperkuat keimanan, sarana diskusi bahkan aktifitas sosial. Karena sejatinya, masjid memiliki peran yang sangat fungsional baik ibadah maupun muamalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.