Take a fresh look at your lifestyle.

Banyaknya Perokok di Bawah Umur, IISD Sebut Perlu Kampanye Kreatif dari Milenial

0 112

Ibadah.co.id  Di Indonesia, para pelajar yang masih di bawah umur (-18 tahun) tergolong banyak yang menjadi perokok aktif. Hal ini, menurut Sudibyo Markus Dewan Penasehat Indonesia Institute for Social Development (IISD) merupakan dampak dari tidak berlakunya tujuh Kawasan Tanpa Rokok (KTR) secara maksimal.

“Ada tujuh Kawasan Tanpa Rokok, di antaranya itu tempat proses belajar mengajar atau sekolahan. Kita seharusnya menerapkannya secara maksimal. Tapi di lapangan selalu setengah-setengah. Yang dimaksud di sekolahan hanya dimaknai di dalam Gedung sekolahan saja. Tapi di luar Gedung para pelajar biasa merokok dan memang tersedia di warung-warung terdekat sekolahan,” ujar Sudibyo di Kawasan Menteng, Kamis (23/04) dalam diskusi dengan insan media terkait pengendalian tembakau.

Sebagai tambahan informasi, tujuh Kawasan tanpa rokok itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum yang ditetapkan.

Dalam kesempatan yang sama, Pengajar FISIP di UPN Veteran Jakarta Dewanto Samodro menyebut pentingnya kampanye pengendalian tembakau dari media dan para influencer. Menurutnya, fatwa rokok dari organisasi Islam dan fakta dari kesehatan sering kali diabaikan oleh para perokok.

“Sebenarnya Organisasi Islam di Indonesia sudah menetapkan fatwa terkait merokok. Di Muhammadiyah disebutkan haram, di MUI haram untuk anak-anak dan ibu hamil, dan di NU disebutkan juga makruh. Namun ini juga masih belum mempan,” ujar Dewanto.

Baca juga: Pesantren Kebon Jambu al-Islamy Rutin Ajarkan Santrinya Menulis

Ia juga mengajak insan media untuk terlibat kampanye edukasi pengendalian tembakau.

“Media sangat penting bahkan vital dalam membuat terobosan pengendalian tembakau, maupun memberikan informasi dan enyadaran kepada masayarakat,” imbuhnya.

Baca juga: Tiga Doa Malaikat dan Amin Rasulullah

Pentingnya Kampanye Kreatif Milenial

 Dalam diskusi tersebut, terdapat masukan yang disambut baik oleh IISD. Salah satunya pentingnya kampanye kreatif milenial.

“Nampaknya kampanye yang kreatif dari milenial perlu digalakkan. Seperti saat ini kampanye pengurangan sampah plastik yang sudah menjadi tren di lingkungan milenial. Maka bisa juga mengajak influencer untuk mengkampanyekan pengendalian rokok. Agar anak-anak yang di bawah umur juga mengikutinya,” ujar Evi dari media Kompas yang terlibat diskusi.

Hal ini juga diamini oleh Dewanto, menurutnya generasi muda menjadi sasaran utama agar perokok di Indonesia bisa terkendali. (ZA)

Baca juga: Resmi Diumumkan! 27 Imam Masjid Indonesia Siap Berangkat Ke UEA

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy