BRI Syariah Terapkan Program Efisiensi Besar-besaran, Ada Apa …
Ibadah.co.id – Ketakmudahan menghadapi persoalan permodalan, BRI Syariah akan mengupayakan efisiensi dengan pengurangan gedung sewa hingga perbaikan sumber daya manusia (SDM). SDM yang semula lebih gemuk pada operasional akan digeser ke marketing.
Sementara itu, Direktur Operasional BRI Syariah Fahmi Subandi menambahkan fundamental perusahaan menjadi salah satu penyebab rendahnya nilai saham BRIS dalam beberapa waktu terakhir, selain karena faktor eksternal lain.
Saham BRIS kemarin ditutup di level Rp338, turun 3,43% dibandingkan dengan harga sehari sebelumnya. Setahun terakhir, saham BRIS sudah turun 40,7%.
“Memang undervalue, tapi kita pasti terus usahakan seperti yang terlihat dalam peningkatan kinerja pada kuartal III/2019 ini,” katanya di public expose, Senin (26/11/2019).
Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo mengatakan sebagai perusahaan yang baru saja melantai di bursa pada tahun lalu, BRI sebagai induk usaha melihat potensi besar yang ada di Bank BRI Syariah, kendati pasar syariah nasional memang masih terbatas.
“Secara nasional memang terlihat masih kecil tetapi sebenarnya jika kita runut ke belakang bank syariah terus bertumbuh.”
Haru mengemukakan pihaknya membuka kesempatan yang luas bagi investor yang ingin masuk ke BRI Syariah.
BRI memiliki target pada 2022 mampu memberikan layanan keuangan end to end, baik perbankan maupun non-perbankan, dan akan disediakan oleh anak usaha, termasuk BRI Syariah.
Menurutnya, sejauh ini BRI Syariah pun telah menunjukkan dukungan yang baik. BRI menargetkan BRIS dapat menjadi bank terkemuka dengan gerai dan pelanggan yang besar sehingga dapat menangkap berbagai peluang yang ada, termasuk tren hijrah saat ini.
“Dengan penerapan Qanun Aceh kami juga akan mengonversi aset sebesar Rp11 triliun dengan 167 kantor cabang dan 3.000 pegawai,” ujarnya.
Peluang lain, kata Haru, dari sejumlah daerah juga berencana Qanun yakni Sumatra Barat dan NTB.
Meski demikian, terlepas dari hal di atas, pemerintah telah menyatakan dukungan yang kuat dalam pengembangan industri syariah.
Haru memastikan BRIS tidak perlu membuka kantor cabang baru lagi atau cukup dengan yang ada saat ini sebanyak 55 kantor. “Kalau tidak cukup nanti pakai kantor BRI saja,” katanya.
Tentu saja dengan dukungan BRI dan upaya perbaikan yang telah diungkapkan, BRI Syariah memiliki peluang untuk berkinerja lebih baik di masa mendatang.
Namun, untuk itu, dukungan pemangku kepentingan lain bagi penguatan ekonomi syariah pun tentu sangat dibutuhkan. (ed/AS/ibadah.com/bisnis.com)