Para Santri Terpapar Covid di Banyuwangi Dinyatakan Sembuh
Ibadah.co.id – Para santri di Banyuwangi yang dulu dinyatakan terpapar Covid-19 dinyatakan telah sembuh. Pesantren mesti meningkatkan kewaspadaannya akan virus Covid-19. Protokol kesehatan yang telah ditetapkan mesti dijalani dengan baik, dan diawasi dengan ketat.
Seperti dilansir republika.co.id pada 24/09/20, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag), Waryono Abdul Ghofur, menegaskan bahwa sejumlah santri yang terpapar virus corona jenis baru 2019 (Covid-19) di Banyuwangi telah seluruhnya pulih.
“Alhamdulillah kita sudah terima kabar, seluruh santri dari pesantren yang di Banyuwangi itu telah seluruhnya pulih,” kata Waryono dalam webinar bertajuk Program Sekolah dan Pesantren Sehat, Kamis (24/9).
Berdasarkan catatannya, dari 29 ribu jumlah pesantren yang terdaftar di Kemenag, mayoritasnya berada di wilayah pedesaan. Dari jumlah tersebut, sejumlah pesantren yang terpapar Covid-19 mayoritasnya berada di wilayah Jawa Timur, khususnya Banyuwangi.
Dia menyebut, terdapat lebih dari 600 santri yang terkonfirmasi terpapar Covid-19 di lingkungan Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi. Untuk itu dia mengajak kepada seluruh pihak untuk bersama-sama merangkul pesantren agar terbebas dari daftar klaster penyebaran.
Caranya adalah dengan menggencarkan edukasi, sosialisasi, serta upaya-upaya memfasilitasi pesantren dari sisi infrastruktur maupun prasarana. Ketersediaan sarana sanitasi serta kebutuhan lainnya yang tercantum dalam protokol kesehatan Covid-19 pun diharapkan dapat diupayakan secara bersama-sama.
“Karena jujur saja, untuk pesantren-pesantren kelas menengah ke bawah, agak sulit untuk menyediakan fasilitas yang mendukung protokol kesehatan secara komplit,” katanya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Waryono Abdul Ghofur menyatakan rasa syukurnya sejauh ini belum ada kasus positif virus corona jenis baru 2019 (Covid-19) pada santri yang menyebabkan kematian. Meski demikian, ia mengeklaim akan terus berupaya menjauhkan pesantren agar tak menjadi klaster penyebaran Covid-19.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada santri terpapar Covid-19 yang meninggal,” kata Waryono dalam webinar bertajuk “Program Sekolah dan Pesantren Sehat”, Kamis (24/9).
Dari mayoritas kultur dan kapasitas fasilitas pesantren, dia mengatakan, mayoritasnya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Untuk itu, guna mencegah penyebaran Covid-19, selain harus mematuhi protokol kesehatan, pesantren juga perlu dirangkul dari aspek pemenuhan fasilitasnya.
Menurutnya, sejauh ini kebijakan makro pemerintah belum mengarah terlalu banyak ke sektor pesantren. Dia mengklaim, Kemenag terus berupaya berjuang memfasilitasi peserta didik di pesantren agar mendapatkan fasilitas sarana dan prasarana standar pokok, seperti sanitasi, MCK, hingga akses sinyal, dan listrik.
Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia Nurdiana Darus mengatakan, sebagai pihak swasta ia juga berupaya merangkul pesantren dalam hal fasilitas pokok. Dia menyebut, terdapat sejumlah sekolah dan pesantren yang telah bekerja sama dan menjadi binaannya dalam program sekolah dan pesantren sehat. Namun, pemenuhan akses fasilitas tak sepenuhnya dapat dilakukan secara individual semata. “Untuk memfasilitasi MCK misalnya, mungkin nanti kami akan kembangkan kerja sama dengan pemda (pemerintah daerah) dan juga PUPR (Dinas dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Jadi kami akan kembangkan ke sana,” ujarnya. (RB)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.