Turki Ubah Meseum Kariye Jadi Masjid
Ibadah.co.id – Turki, di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan, mengubah Museum Kariye menjadi sebuah bangunan masjid. Hal ini kembali terjadi setelah beberapa pekan lalu pemerintah Turki memutuskan mengubah Hagia Sophia menjadi sebuah masjid. Sama seperti Hagia Sophia, Kariye juga awalnya adalah sebuah gereja ortodoks yang kemudian diubah menjadi masjid di era Ottoman, kemudian diubah menjadi museum di era sekular.
Seperti dilansir cnnindonesia.com pada 22/08/2020, setelah Hagia Sophia, kini giliran Museum Kariye di Kota Istanbul yang diubah fungsinya oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi masjid.
Semula, Museum Kariye adalah Gereja Chora, gereja ortodoks kuno yang sempat menjadi masjid dan kemudian museum.
Bangunan ini dikenal sebagai Gereja Chora yang secara harfiah berarti negara. Gereja ini mendapatkan julukan Holy Saviour Outside the Walls atau juru selamat suci yang berada di luar tembok. Julukan ini menandakan bahwa bangunan ini pertama kali dibangun di luar tembok monumental Theodosius II atau benteng Konstantinopel.
Museum Kariye termasuk dalam monumen Bizantium yaitu bangunan yang dibangun semasa Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur pada abad pertengahan. Layaknya arsitektur Bizantium lain, Museum Kariye dibangun sarat dengan mosaik dan lukisan yang berseni tinggi.
Sejak pertama kali didirikan pada abad ke-5, bangunan Museum Kariye sudah direkonstruksi lima kali. Perubahan paling signifikan terjadi pada abad ke-11, ke-12, dan ke-14. Pada 2013 lalu, museum ini juga direstorasi secara bertahap.
Saat ini, Museum Kariye memiliki lima unit arsitektur utama yaitu nave, paviliun, narthex dalam, narthex luar, dan kapel untuk makam.
Dekorasi interior klasik mulai dari mosaik hingga lukisan dinding yang menghiasi Museum Kariye berasal dari tahun 1320. Pembuatannya didanai oleh Theodore Metochites, penyair dan sastrawan di bawah Kaisar Andronikos II.
Sebagian besar interior museum dihiasi mosaik yang menggambarkan kehidupan Kristus dan Maria. Di bagian kubah misalnya, tampak penggambaran tentang Silsilah Kristus. Di kubah kiri narthex terjadi mosaik Maria dan bayi yesus yang dikelilingi leluhurnya. Di bagian tengah ada tiga mosaik yaitu Kristus, Maria dan Bayi Yesus, dan Dormition of the Blessed Virgin (Assumption).
Dikutip dari Lonely Planet, salah satu mosaik paling indah terletak di atas pintu ke nave di narthex bagian dalam. Mosaik itu menggambarkan Theodore mempersembahkan gereja kepada Kristus.
Berbeda dengan mosaik, lukisan dinding di Museum Kariye banyak menggambarkan kematian dan kehidupan setelahnya. Tampak lukisan gerbang neraka di bawah kaki Kristus. Ada pula lukisan Maria dan 12 bidadari.
Saat penaklukan Konstantinopel oleh Ottoman pada 1453, Gereja Chora dialihfungsikan menjadi masjid dan dinamai Kariye Camii atau Masjid Kariye. Dikutip dari All About Istanbul, mosaik dan lukisan dinding yang sarat dengan Kristen ditutupi dengan plester. Sebuah mihrab dan menara juga ditambahkan pada bangunan itu. Pada awal abad ke-20 menara itu runtuh karena gempa bumi. Kubah dibangun kembali. Lalu, saat Turki menjadi republik bangunan kuno ini kembali diubah menjadi museum. Bangunan ini juga sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya. (RB)