Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Resmi! Presiden Jokowi Membuka Kongres Ekonomi Umat Ke-2 MUI

1 132

Ibadah.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kongres ekonomi umat kedua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tahun 2021. Acara yang dihadiri oleh seluruh MUI Provinsi, Kabupaten/Kota se-Indonesia, Ormas Islam dan penggerak Ekonomi Umat ini berlangsung di Hotel Sulthan jakarta, Jumat (10/12/2021).

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menawarkan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memerlukan tanah untuk usaha dengan jumlah yang sangat besar, bisa memintanya langsung kepada dirinya. Asal, harus ada proposal dengan visibility studi yang jelas, sehingga terdapat keuntungan buat pemerintah dan buat si pemohon.

“Saya pernah menawarkan ini, waktu pertemuan persis di Bandung. Karena ada yang menanyakan juga masalah itu, saya jawab sama. Kalau bapak, ibu sekalian ada yang memerlukan lahan dengan jumlah sangat besar, silakan sampaikan ke saya,” kata Jokowi.

Kemudian ia juga berjanji akan mencarikan lahan-lahan yang telah dicabut konsesinya untuk digunakan dengan perhitungan usaha yang jelas.

“Akan saya carikan, akan saya siapkan. Berapa? 10.000 hektare, bukan meter persegi loh, 50.000 hektare, tapi dengan sebuah hitung-hitungan proposal yang visible. Artinya ada visibility study yang jelas, akan digunakan apa lahan itu. Akan saya berikan, akan saya usahakan untuk memberikan itu. Karena saya juga banyak stok, tapi enggak saya buka kemana-mana. Kalau bapak, ibu sekalian ada yang memiliki (proposal), silakan datang ke saya diantar Buya Anwar Abbas,” jelas Jokowi.

Selain syarat membawa proposal, syarat lainnya adalah warga yang ingin lahan tidak boleh menentukan sendiri lokasi lahannya melainkan Jokowi yang menentukan lokasi lahan yang akan diberikan.

“Silahkan untuk apa. Tapi jangan menunjuk, pak saya yang di Kalimantan saja. Saya yang memutuskan, oh bapak butuh 10.000, saya berikan ada ini di Sumatera, oh 50.000 saya ada ini di Kalimantan, dengan sebuah visibility studi ya, hitung dan kalkulasinya yang jelas. Jangan sampai kita berikan tahu-tahu diambil juga yang itu lagi, dibeli yang itu lagi,” tegas Jokowi.

Semua ini dilakukan untuk memperkecil tingkat ketimpangan (gini ratio) yang waktu ia menjadi Presiden mencapai 0,41 lebih.

“Gini ratio waktu saya masuk 0,41 lebih, kepikiran. Gap seperti itu kepikiran, jangan dipikir saya enggak kepikiran, kepikiran. Karena saya merasakan jadi orang susah, merasakan betul. Dan enak menjadi orang yang tidak sudah, memang,” tutur Jokowi. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy