Ibadah.co.id – Masjid Raya Jakarta Islamic Center di Koja, Jakarta Utara mengikuti pemerintah dalam pelaksanaan shalat Idul Adha 1443 Hijriyah pada Ahad (10/7/2022).
“Di JIC untuk sholat Id hari Minggu ya, mulai dari Jam 06.00 WIB sampai selesai,” kata Kepala Pusat Pengkajian Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Center/ JIC), KH Muhammad Subki Lc, kepada wartawan di Jakarta Utara, Jumat (8/7/2022).
Adapun yang menjadi imam sholat Id nanti adalah ustad Ade Komaruddin Lc dan khatib Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Kapasitas jemaah yang dapat ditampung Masjid Raya JIC diperkirakan antara 15 ribu sampai 20 ribu orang.
“Sekitar 15 ribu itu sudah di dalam rumah tempat ibadah utama sama selasar ya. Sama lapangan, kira-kira kurang lebih bisa sampai 20 ribu,” kata KH Subki.
Dia menambahkan panitia tetap mengimbau jemaah untuk menjaga protokol kesehatan selama berlangsungnya sholat Id, berupa menggunakan masker, karena Jakarta masih dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level Satu.Namun saf shalat masih normal, tidak ada ketetapan menjaga jarak.
“Tetap memakai masker. Karena masih PPKM ya, walaupun mungkin sudah reda, kami mengimbau jemaah tetap mematuhi prokes. Untuk saf normal,” kata KH Subki.
Kendati ada warga sekitar JIC yang menggelar sholat Id pada Sabtu (9/7), KH Subki mengatakan itu tidak apa-apa. “Enggak masalah. Tapi kami JIC masjid pemerintah ya, tetap ikut pengumuman pemerintah,” kata dia.
Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Dzulhijah 1443 Hijriyah bertepatan pada Jumat, 1 Juli 2022. Dengan ditetapkannya awal Dzulhijah ini, maka Hari Raya Idul Adha 1443 H bertepatan pada Ahad, 10 Juli 2022.
“Sidang isbat telah mengambil kesepakatan bahwa 1 Dzulhijah tahun 1443 Hijriyah ditetapkan jatuh pada Jumat 1 Juli 2022,” tutur Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi usai memimpin Sidang Isbat (Penetapan) Awal Zulhijah, di Jakarta, Rabu (29/6/2022). “Dengan demikian Hari Raya Idul Adha 1443 H bertepatan pada 10 Juli 2022,” imbuh Wamenag.
Dia menjelaskan, keputusan itu didasarkan dari pantauan hilal di 86 titik seluruh wilayah Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan rapat sidang isbat. Menurutnya, proses pengamatan hilal ini menjadi pertimbangan penting dalam sidang isbat.
“Dari 34 provinsi yang telah kita tempatkan pemantau hilal, tidak ada satu pun dari mereka yang menyaksikan hilal,” kata dia.
MAN
Sumber : Republika
Baca juga : Huawei Beri dan Sebar Hewan Kurban di 13 Kota!