Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Halaqah Dai Komisi Dakwah MUI Hasilkan 5 Rekomendasi

0 91


Jakarta, Ibadah.co.id –Pada Kamis (27/7/2023), Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Perkumpulan Organisasi Pengelolaan Zakat (POROZ) menyelenggarakan workshop literasi digital bagi para dai. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran para dai dalam mengantisipasi dampak digitalisasi IT. Hasil dari workshop ini menghasilkan 5 rekomendasi.

Rekomendasi tersebut dibacakan langsung oleh Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi. Berikut 5 rekomendasi tersebut:

  1. Pemerintah hendaknya melakukan pembatasan konten media social secara tegas agar konten-konten yang tidak sejalan dengan agama dan budaya yang ada di Indonesia tidak dapat disaksikan oleh masyarakat.
  2. Pemerintah juga hendaknya melakukan pembatasan umur yang dapat mengakses media social.
  3. Para Dai hendaknya memiliki kemampuan mengopresikan platform media sosia agar dapat mempergunakannya untuk berdakwah dan para dai tak ragu-ragu untuk mempelajari untuk membuat kontek yang kreatif.
  4. Masyarakat diharapkan bijak dalam menggunakan media social dan melakukan pengawasan kepada putra-putrinya yang masih di bawah umur dalam menggunakan media social.
  5. Masyarakat diharapkan membekali putra-putrinya dengan ilmu agama yang cukup agar tidak mudak terpenagur oleh dampak negative kemajuan IT di era digital ini.

Dalam sambutan kegiatan ini, Ketua Poroz KH Bukhori Muslim menyampaikan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya konten-konten di media sosial yang terkesan sangat liberal.

“Kita mewaspadai gejala semakin meliberalnya konten-konten di media sosial di Indonesia. Karena itu, POROZ terpanggil untuk turut serta melakukan literasi digital,” ujarnya, Jumat (28/7/2023).

Dengan begitu, tegasnya, konten-konten negatif di media sosial dapat diantisipasi oleh dakwah para dai di media sosial.

Sementara itu, Peneliti INDEF KH Nailul Huda menyampaikan, para dai memang harus pandai IT agar dakwahnya bisa efektif. Sebab, terjadi fenomena masyarakat Indonesia yang sangat dekat dengan gadget dan internet.

“Indonesia merupakan 4 besar pengguna internet terbanyal se dunia, 58 persen masyarakat Indonesia menggunakan internet selama 2 hingga 8 jam sehari,” ujarnya.

Selain itu, Nailul Huda menyampaikan bahwa penduduk Indonesia sebanyak 50 persen didominasi oleh para milenial dan generasi Z.

“Kedua generasi ini mampu beradaptasi lebih cepat dibandingkan dengan generasi lainnya. Karena itu, kita harus dapat memanfaatkan peluang ini untuk hal-hal positif, termasuk dakwah,” tuturnya.

Dai Harus Pandai IT Agar Dakwahnya Efektif

Pada kesempatan ini, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholis Nafis menyampaikan, para dai harus pandai IT agar dakwah yang disampaikannya efektif.

Menurutnya, IT di zaman sekarang ini sudah menjadi kebutuhan sebagai sarana dakwah. Salah satu alasannya, kata kiai Cholil, banyak generasi Y dan Z lebih mengenal sosial media dibanding televisi.

“Pengalaman saya sendiri, banyak kalangan milenial yang mengenal saya, kalau berjumpa di bandara atau tempat lainnya minta foto bersama, itu mereka kenal saya dari media sosial,” ujarnya.

Oleh karena itu, kiai Cholil mendorong agar para dai bisa secara aktif melakukan dakwah di media sosial dengan kreatif dan positif.

“Dengan dakwah melalui medsos bisa mendatangkan keuntungan ganda, ya dunia ya akhiratmya bisa dapat. InsyaAllah, walau tentu tujuan utamanya haruslah ukhrawi (mengenai akhirat),” jelasnya.

Sumber : MUI

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy