Kiai Said Armia, Sosok Sederhana yang Dikagumi
Menjadi ulama besar tidak menjadikannya haus akan kenikmatan dunia. Beliau tetap menjadi pribadi yang zuhud dan wara. Terbukti dengan kehidupannya yang amat sederhana dan terkenal terbatas materi untuk kehidupan keluarga dan pondok pesantren.
Dilansir dari suaramerdeka.com pada 13/07/20, suatu ketika sang istri sedang berada di tempat cucian dan ditangannya memebawa sebuah gayung membatin “Ya Allah, aku ingin memiliki emas.” Dengan sangat mengagumkannya Allah mengubah gayung tersebut menjadi sebuah emas.
Bukannya bahagia, Kiai Said menangis sejadi-jadinya sambil memohon ampun kepada Allah “Ya Allah ampunilah istri hambamu ini, yang memiliki keinginan dunia dalam hati.” Gayung emas kembali menjadi gayung biasa.
Setalah sadar suami tercinta ada di dekatnya dan mendengar semua doa yang dipanjatkan Kiai. Sang istri merasa malu dan mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat taubat memohon ampunan kepada Allah.
Kyai Said oleh santrinya biasa dipanggil kyai sepuh. Sedari kecil beliau sudah terbiasa bermimpi bertemu dengan nabi, bahkan menurut salah satu santrinya beliau pernah bertemu dengan Nabi Khidir secara langsung.
Kyai Said Armia berpulang pada 20 Rajab 1395 H dan dimakamkan tidak jauh dari pondok pesantren Attauhidiyyah, Giren, Tegal. Sampai sekarang pondok pesantren ini masih berdiri kokoh sekaligus dijadikan salah satu wisata religi di Tegal. (DAF)