Gus Fayyadl Berbagi Tips Aksi Demonstrasi Omnibus Law yang Baik Bagi Muslim Indonesia
Ibadah.co.id – Muhammad Al-Fayyadl atau yang biasa disapa Gus Fayyadl mebagikan tips untuk aksi demonstrasi tolak Omnibus Law. Tips ini dimaksudkan untuk tetap sesuai tujuan dan tidak hanya melampiaskan amarah belaka. Ia melalui akun facebooknya Muhammad Al-Fayyadl membagikan tips ini.
Seperti yang diketahui, Hari ini atau Kamis (08/10/2020) banyak sekali aksi demonstrasi di berbagai daerah. Aksi demonstrasi ini diikuti oleh mahasiswa, buruh, dan masyarakat pada umumnya guna menolak UU Omnibus Law.
Sebagaimana dari akun resmi Gus Fayyadl, tips agar tetap memperoleh jaminan perlindungan, pertolongan, dan kekuatan dari Allah adalah sebagai berikut:
1. Diniatkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar kepada penguasa yang zalim.
2. Tidak menjadi pelampiasan amarah yang berlebihan.
3. Terkoordinir dengan baik dan saling menjaga sesama teman.
4. Melakukan shalat lima waktu dengan tata cara Shalat Khauf, dan memperbanyak doa selama aksi.
5. Memiliki keyakinan kepada “La hawla wala quwwata illa billah”: bahwa tiada daya dan kekuatan kecuali milik Allah: jika Allah berkuasa mencabut kekuatan dari seluruh kekuatan oligarki di parlemen, maka demikian pula Allah berkuasa memberikan seluruh kekuatanNya kepada segenap lapisan rakyat yang menolak UU penista Konstitusi ini.
6. Memiliki harapan bahwa gejolak besar akibat pemaksaan UU ini akan membawa kepada revolusi atau perubahan besar dalam tata negara kita, sekurangnya jika bukan revolusi ekonomi (dalam bentuk berdirinya pemerintahan sosialis yang merakyat), yang terjadi dan akan berlangsung revolusi konstitusi dalam bentuk ketidakpercayaan atas kekuasaan yang ada dan pembentukan struktur kekuasaan baru yang lebih demokratis. Perubahan besar ini membawa kepada kemaslahatan, alih-alih kehancuran kehidupan bersama.
7. Aksi didasari oleh semangat persaudaraan, kesetiakawanan, rasa senasib-seperjuangan, tanpa memandang latar belakang peserta aksi. Aksi tidak diwarnai egoisme kelompok atau sektarianisme mazhab dan ideologi.
8. Sabar dan tabah menghadapi potensi represi, pembungkaman, atau fitnah hoax, tanpa membalasnya dengan balasan serupa.
Di akhir tulisannya, pengajar Pondok Psantren Nurul Jadid Probolinggo ini menuliskan doa agar Indonesia menjadi “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur“.
“Semoga rumah negara ini yang tiang-tiangnya telah rapuh dimakan rayap-rayap dan tikus-tikus parlemen dan pemerintah dan nyaris roboh, bisa segera direhab total, dan rakyat selamat di ungsian hingga bangunan baru negara ini berdiri tegak. Menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya. (ZA).
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.