Ibadah.co.id – Qatar akan mengirim 10 ribu rumah mobil ke Turki dan Suriah setelah gempa bumi dahsyat mengguncang kedua negara itu. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan pada Selasa (7/2/2023).
“Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Qatar untuk berkontribusi meringankan korban gempa di Suriah dan Türkiye,” bunyi pernyataan itu, dilansir dari Daily Sabah, Rabu (8/2/2023).
Pada Senin (6/2/2023), Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memerintahkan peluncuran angkutan udara untuk membantu korban gempa di Turki. Tim penyelamat, rumah sakit lapangan, bantuan kemanusiaan, tenda dan perlengkapan musim dingin juga akan dikirim ke negara itu.
Sebelumnya Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki, Senin (6/2/2023) pagi. Berdasarkan informasi awal dari badan Survei Geologi AS (USGS), gempa berpusat di 7 kilometer dari kota Nurdadi/Gaziantep di selatan Turki. Gempa terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat di kedalaman sekitar 17,9 kilometer. Adapun, gempa tersebut terasa hingga Siprus, Yunani, Yordania, dan Lebanon.
Sementara itu, Pusat Penelitian Jerman untuk Geosains (GFZ) mengukur kekuatan gempa sebesar M 7,7 dengan kedalaman dangkal 10 kilometer.
Berdasarkan data terbaru, jumlah korban jiwa telah mencapai 5.800 orang dan korban luka mencapai 34 ribu.
Wakil Presiden Fuat Oktay mengatakan pada Selasa (7/2/2023), semua bandara dan helikopter akan terus bekerja sepanjang malam sebagai bagian dari upaya bantuan bencana. Lebih dari 450 ribu orang telah berlindung di asrama mahasiswa.
Dalam konferensi pers sebelumnya, Kepala Direktorat Gempa dan Pengurangan Risiko, Orhan Tatar, mengatakan setidaknya 435 gempa susulan terjadi setelah dua gempa besar tersebut.
“Sekitar 60.217 petugas darurat bekerja di daerah tersebut, termasuk 3.200 personel dari 65 negara,” kata Tatar.
Menyerukan semua warga untuk menahan diri memasuki bangunan yang rusak, Tatar mengatakan gempa susulan dapat menghancurkan mereka sepenuhnya. Dia juga mengimbau warga untuk tidak menggunakan telepon kecuali dalam keadaan darurat.
Tim penyelamat di Turki dan Suriah berjuang melawan cuaca dingin dan berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat di bawah bangunan yang rata dengan tanah akibat gempa.
Sumber : Republika