Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Kronologi Serangan Roket Kelompok Hamas Ke Israel

0 62

Ibadah.co.id –  Kelompok Hamas di Gaza mengejutkan dunia dengan melakukan serangan besar-besaran secara mendadak ke wilayah Israel setelah sekian lama bertahan menghadapi gelombang kekerasan oleh pasukan Israel belakangan ini. Pada Sabtu (7/10/2023) Mereka melancarkoan Operasi Badai Al-Aqsa dan menembakkan ribuan roket serta merangsek ke wilayah Israel.

Roket-roket meluncur melintasi langit berulang kali dengan yang pertama terjadi pukul 06:30 waktu setempat, seperti dikutip dari AFP yang wartawannya berada di kota Gaza.

Peluncuran roket ini semakin memperparah konflik antara Israel-Palestina yang sudah meninggi selama berbulan-bulan. Jumlah korban jiwa di Tepi Barat juga mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya selama bertahun-tahun.

Pada hari ini, sirene serangan udara terdengar di wilayah selatan dan tengah Israel, dan tentara Israel mendesak masyarakat untuk tinggal di dekat tempat perlindungan.

Wartawan AFP di Yerusalem mendengar beberapa roket berhasil dilumpuhkan. Suara sirene terdengar lebih sering di seluruh kota, dibandingkan konflik Gaza mana pun dalam tiga tahun terakhir.

Kelompok bersenjata Hamas mengatakan mereka berada di balik serangan udara tersebut, dan mengklaim bahwa militannya telah meluncurkan lebih dari 5.000 roket.

“Kami memutuskan untuk mengakhiri semua kejahatan pendudukan (Israel), waktu mereka untuk mengamuk tanpa dimintai pertanggungjawaban sudah berakhir,” kata salah seorang petinggi Hamas, Ezzedine al-Qassam.

“Kami mengumumkan Operasi Membanjiri Al-Aqsa dan kami menembakkan, dalam serangan pertama dalam 20 menit, lebih dari 5.000 roket.”

Militer Israel mengatakan Hamas melancarkan “penembakan roket secara besar-besaran”, sementara pada saat yang sama “teroris menyusup ke wilayah Israel di sejumlah lokasi berbeda.”

Militer Israel juga menyatakan Hamas akan menanggung konsekuensi atas kejadian ini..

Seorang wanita berusia 60-an tewas akibat serangan ini, kata layanan darurat Magen David Adom, sementara 15 lainnya terluka, dua di antaranya serius, kata petugas medis.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan segera memanggil para kepala keamanan untuk membahas kekerasan tersebut

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram, Hamas meminta “pejuang perlawanan di Tepi Barat” serta “negara-negara Arab dan Islam” untuk bergabung dalam pertempuran tersebut.

Israel telah memberlakukan blokade di Gaza sejak 2007, setelah Hamas mengambil alih kekuasaan. Sejak saat itu, militan Palestina dan Israel telah terlibat dalam beberapa perang.

Serangan roket hari ini terjadi setelah ketegangan terus meningkat pada bulan September, ketika Israel menutup perbatasan bagi pekerja Gaza selama dua minggu.

Kebijakan penutupan perbatasan itu terjadi setelah warga Palestina melakukan aksi protes karena perbatasan dijaga ketat oleh militer. Para pengunjuk rasa membakar ban dan melemparkan batu serta bom molotov ke arah pasukan Israel, yang kemudian dibalas dengan gas air mata dan peluru tajam.

Para kritikus mengecam penutupan perbatasan sebagai hukuman kolektif terhadap ribuan pekerja Palestina. Para pekerja ini memiliki potensi penghasilan jauh lebih besar di Israel dibandingkan di Gaza.

Setelah akses dibuka lagi pada tanggal 28 September, warga Palestina berharap situasi di Gaza yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang akan mereda.

Pada bulan Mei, serangan udara Israel dan tembakan roket Gaza mengakibatkan kematian 34 warga Palestina dan satu warga Israel.

Sejauh tahun ini setidaknya 247 warga Palestina, 32 warga Israel dan dua warga asing telah tewas dalam konflik tersebut, termasuk kombatan dan warga sipil di kedua pihak, menurut pejabat Israel dan Palestina.

Sebagian besar korban jiwa terjadi di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak konflik Arab-Israel terjadi tahun 1967.

Sumber : CNN Indonesia

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy