Soal Krisis di Afghanistan, Erdogan Lontarkan Kritik Pedas ke AS
“Amerika Serikat harus membayar harganya,” ujar Erdogan.
Ibadah.co.id – Krisis yang terjadi di Afghanistan pasca Taliban berkuasa menyulut emosi dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dirinya kembali melontarkan kritik pedas terhadap Amerika Serikat (AS) dan meminta AS membayar kerugian dan konsekuensi akibat penarikan pasukan yang tidak mulus dari Afghanistan.
Sebab, penarikan pasukan AS dan sekutu setelah dua dekade menduduki Afghanistan menjadi salah satu pemicu Taliban kembali berkuasa. Kebangkitan Taliban ke pucuk kekuasaan pun dikhawatirkan memicu Afghanistan kembali menjadi sebagai sarang aktivitas terorisme hingga mendorong gelombang pengungsi.
“Ke mana para pengungsi ini akan pergi sekarang? Tidak terbayangkan bagi Turki untuk membuka pintu dan menerima mereka,” paparnya menambahkan dalam wawancara bersama kantor berita Anadolu, Kamis (23/9).
Erdogan telah berulangkali menolak menerima pengungsi Afghanistan. Ia berdalih bahwa selama ini, Turki telah kewalahan menanmpung sekitar lima juta pengungsi termasuk dari 3,7 juta orang dari Suriah dan 420 ribu pengungsi Afghanistan.
Dalam wawancara di sela-sela Majelis Umum PBB Ke-76 di New York itu, Erdogan mengaku relasi AS-Turki tidak begitu mulus saat Presiden Joe Biden menjabat di Gedung Putih pada Januari 2021 lalu. Ia pun mengaku relasinya berjalan lebih baik dengan mantan Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga : Dinilai Moderat, Baradar Masuk 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia versi Majalah…
“Keinginan saya adalah untuk memiliki hubungan persahabatan dan tidak bermusuhan dengan Amerika Serikat. Tetapi bagaimana keadaan antara dua sekutu NATO ini sekarang tidak terlalu menguntungkan,” kata Erdogan.
Erdogan lantas mengatakan dirinya “telah berhubungan dan bekerja sama dengan baik” dengan para pendahulu Biden seperti Presiden George W. Bush, Barack Obama, hingga Trump.
“Tapi saya tidak bisa mengatakan bahwa semuanya dimulai dengan baik (saat berhubungan) dengan Presiden Biden,” ucap Erdogan seperti dikutip AFP, (24/9). (ea)
Baca Juga : Dinilai Moderat, Baradar Masuk 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia versi Majalah…