Take a fresh look at your lifestyle.

Membangun Moderasi Beragama dalam Kajian Tanalun

0 97

Ibadah.co.id-Setiap minggunya, Ikatan Alumni Nasyatul Mutaallimin (TANALUN) di Institut Agama Islam Negeri Madura (IAIN MADURA) berjalan seperti biasanya. Banyak agenda, baik pendidikan, keagamaan, serta pengembangan bakat.

Sebagaimana, Selasa (03/03) sesuai agenda rutinitas mingguan, yaitu sharing bersama dengan tema “Islam Moderat: Subtansi Islam Rahmatal Lilalamin” yang dipimpin langsung oleh moderator: Ach. Faiz, narasumber pertama: Jasuli dan narasumber kedua: Muhammad Aqil Husain Al-Manuri.

Langkah yang paling awal, forum dibuka langsung oleh sekretaris organisasi, Sauqi Romdani dan bertawasul kepada para sesepuh pesantren Nasyatul Mutaallimin, pendiri pesantren, keluarga besar pesantren, para santri serta guru-guru melaui kiriman al-Fatihah yang dipimpin saudara Ach. Faiz.

Kemudian, forum diskusi dibuka oleh moderator melalui pengambaran tema yang telah diusung. Didadasari oleh firman Allah dalam Al-Quran (QS Al-Anbiya: 107), yang artinya “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”.

Setelah sesi pengenalan tema sudah selesai. Moderator mempersilahkan pada narasumber pertama untuk menyajikan materi di depan 12 alumni pesantren yang terkabung dalam oraganisasi TANALUN.

Jasuli selaku pemateri pertama menjelaskan persoalan agama di dunia ini, khusus Indonesia yang semakin berpesat. Banyak pemahaman dan aliran baru yang bermunculan. Namun, aliran tersebut mengaku sebagai agama rahmatal lilalami. Lalu, Jasuli mengutip perkataan Mustofa Bisri (Gusmus), Islam itu moderat, Bukan Islam kalau bukan modeat.

“Lalu bagaimana cara mengukur apakah pemaham atau aliran tersebut moderat? Saya ibaratkan mengukur air lewat meteran bukan diri sendiri. Artinya, suatu aliran dapat dibuktikan melalui gerakan atau tindakan aliran tersebut. Jika sudah masuk pada kriteria mengikuti Nabi serta Sahabatnya. Maka, dikatakan Islam moderat, Islam Rahmatal Lilalamin,” tegasnya di depan para audien.

Namun pemahaman Islam moderat tidak sampai pengibaratan saja. Pemateri kedua Muhammad Aqil Husain Al-Manuri dari Mahasiswa Hukum Ahwal Al-Syakhsiyah, menegaskan ciri-ciri Islam moderat, di antarnya, pertama tolerasi antar agama. Kedua, memahami realitas yang ada. Dan ketiga, tidak memaksa dalam agama.

“Banyak ormas Islam, menjual ayat dan agama demi kepentingan sendiri. Lalu, orang awam menyakini opini mereka. Dengan begitu, pemikiran mereka telah didoktrin pemirikian yang salah, hal itu yang dapat merusak bangsa dan negara,” ujarnya di depan audien.

Setelah sajian materi  selesai, moderator menyimpulkan penyampaian materi dengan mengutip perkataan KH. Hasyim Asy`ari dalam karangnya, Ahlussunnah wal Jama’ah, bukan Khawarij, Qodariyah, tapi pemaham yang di tengah, yaitu faham yang ikut Nabi dan para Sahabat Nabi. (HN/Kontrobutor)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy