Take a fresh look at your lifestyle.

Menko Perekonomian Dukung Ekonomi Syariah Berbasis Pesantren

1 103

Ibadah.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendukung ekonomi syariah berbasis pesantren. Ia melihat fakta di lapangan bahwa jumlah pesantren di Indonesia tidak bisa dikatakan sedikit. Meski begitu, hal ini perlu didukung oleh semua elemen yang bersangkutan.

Seperti dilansir jpnn.com pada 13/6/21, pemerintah menilai potensi ekonomi pondok pesantren (ponpes) di Indonesia sangat besar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan berdasarkan data, Indonesia memiliki sebanyak 31.385 ponpes dengan jumlah santri sekitar 4,29 juta orang pada triwulan I-2021.

“Sebanyak 44,2 persen di antaranya memiliki potensi ekonomi,” ujar Airlangga seperti dikutip dari laman resmi ekon.go.id, di Jakarta, Minggu (13/6).

Politikus Golkar itu berharap semua ponpes akan memiliki potensi ekonomi, sehingga dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, syariah, dan UMKM halal Indonesia.

“Kolaborasi dalam membangun ekosistem syariah berbasis ponpes perlu dilakukan baik antara regulator maupun stakeholders, sehingga ponpes dapat mendorong terjadinya peningkatan keuangan inklusif seiring dengan peningkatan akses keuangan,” beber Airlangga.

Selain itu, lanjut Airlangga, ekonomi berbasis ponpes dilakukan untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi jumlah kemiskinan, serta meningkatkan kapasitas UMKM sehingga dapat naik kelas.

“Usaha yang dijalankan di ponpes sebaiknya menjadi usaha menengah besar, bukan menengah kecil lagi,” ungkap Menko Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan program percepatan inklusi keuangan untuk mendukung kemandirian ponpes dilakukan lewat Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI).

DKNI tersebut akan berbentuk edukasi keuangan bagi santri, pemberdayaan kemandirian pesantren dengan program Pesantren Go Digital, implementasi dan pemanfaatan Kartu Santri untuk keperluan edukasi serta transaksi dalam lingkungan pesantren juga identitas para santri.

“Ada juga pendampingan pelatihan digital marketing dan juga pembiayaan syariah/program One Pesantren One Product (OPOP)/Koperasi Pesantren,” kata Airlangga.

Eks Menteri Perindustrian itu menambahkan untuk program OPOP dilaksanakan untuk menghasilkan satu produk kelas global yang unik dan khas dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

Peserta program OPOP saat ini telah mencapai 1.500 pesantren dengan total transaksi business match per Desember 2020 ialah Rp 21 miliar. “Koordinasi dan sinergi bersama semua stakeholders harus terus dipertahankan dan diperkuat dalam mendukung inklusi keuangan bagi ponpes,” jelas Menko Airlangga. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

1 Comment
  1. […] – Provinsi Jawa Timur disebut sebagai wilayah yang paling siap untuk mengembangkan ekonomi syariah. Hal ini disampaikan oleh Bendahara Umum DPP Hebitren, KH Wahid Hamid. Meski begitu, hal ini mesti […]

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy