Ngeri! Aplikasi Muslim Pro Jual Data Pengguna pada Militer AS, Ternyata Untuk Operasi Ini
Ibadah.co.id – Baru-baru ini dihebohkan kabar aplikasi Muslim Pro menjual data penggun pada militer Amerika Seriikat (AS).
Muslim Pro adalah aplikasi doa dengan lebih dari 98 juta unduhan, mengingatkan pengguna tentang doa harian dan menyediakan bacaan dari Al-Quran.
Aplikasi Muslim paling popular tersebut kini menjadi sorotan dan khawatiran para penggunanya. Khususnya warga Indonesia yang juga banyak menggunakan aplikasi Muslim Pro tersebut.
Diketahui, menurut laporan baru dari Vice’s Motherboard aplikasi tersebut bisa melacak lokasi pengguna dan menjual data lokasi itu ke broker dan militer AS yang menjadi sasaran pembeliannya.
Penjualan data pengguna aplikasi Muslim Pro dilakukan melalui pihak ketiga dengan menjual lokasi pengguna ke broker dan militer AS.
Praktik ini telah menimbulkan kemarahan para pendukung privasi, tetapi firma data lokasi dan mitranya bersikeras bahwa pergerakan orang-orang dianonimkan dan tidak terkait langsung dengan identitas mereka.
Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mudah untuk membatalkan anonimitas data lokasi dan mengaitkannya kembali ke individu tertentu.
Laporan baru ini adalah ilustrasi terbaru tentang bagaimana lembaga pemerintah dapat pergi ke broker data pribadi untuk mengumpulkan informasi terperinci tentang pergerakan individu, termasuk warga AS.
Beberapa anggota parlemen menyerukan agar praktik tersebut diatur lebih ketat setelah terungkap bahwa Departemen Keamanan Dalam Negeri membeli data lokasi untuk melacak orang-orang yang dicurigai berimigrasi ke AS secara ilegal.
Ketua komunitas Muslim Pro Zahariah Jupary mengatakan bahwa setelah cerita Motherboard, aplikasi tersebut “segera mengakhiri” kontraknya dengan X-Mode dan mitra data lainnya, menambahkan bahwa data lokasi diberikan kepada mitra data dianonimkan.
“Sejak kami mengetahui situasi tersebut, kami telah meluncurkan penyelidikan internal dan meninjau kebijakan tata kelola data kami untuk memastikan bahwa semua data pengguna ditangani sesuai dengan semua persyaratan yang ada,” kata Jupary, dikutip dari Business Insider.
“Kami akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna kami menjalankan keyakinan mereka dengan ketenangan pikiran, yang tetap menjadi satu-satunya misi Muslim Pro sejak didirikan,” sambungnya.
Dia mengungkapkan militer AS telah membeli data lokasi langsung dari perantara daripada melalui kontraktor pertahanan.
Menurut catatan pengadaan publik, Komando Operasi Khusus AS menghabiskan $ 90.656 pada bulan April untuk mengakses data lokasi yang disediakan oleh perusahaan Babel Street, yang menambang data dari aplikasi telepon pintar.
Angkatan Laut Cmdr. Tim Hawkins, juru bicara Komando Operasi Khusus AS, mengatakan komando tersebut membeli data dari Babel Street untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri.
“Kami secara ketat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional dan hukum warga Amerika,” kata Hawkins..
Dia menambahkan, pembelian tersebut patut diperhatikan karena Pentagon telah menggunakan data lokasi ponsel cerdas untuk merencanakan dan melaksanakan operasi militer. (HN/Kontributor)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.