Banser NU Kendari Akan Jaga Keamanan Tiga Gereja
Ibadah.co.id – Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) Kota Kendari akan menjaga keamanan tiga gereja. Adapun ketiga gereja itu antara lain Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius Kendari, Gereja Santo Clemens Mandonga Kendari, kemudian satu gereja di Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan. Hal ini dalam rangka solidaritas kemanusiaan antaragama di Indonesia.
Seperti dilansir suara.com pada 25/12/20, puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama Kota Kendari ikut berpartisipasi dalam pengamanan perayaan Natal di sejumlah gereja Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kepala Satuan Koordinator Cabang Banser Kota Kendari Senten Febrari Kadir Massa mengatakan anggota Banser NU Kendari berbaur dengan kepolisian dan TNI.
“Tidak semua gereja kami ikut terlibat pengamanan, personel kami hanya bertugas di tiga gereja yakni di Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius Kendari, Gereja Santo Clemens Mandonga Kendari, kemudian satu gereja di Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan,” kata Senten.
Menurutnya, apa yang dilakukan Banser tersebut sebagai salah satu sikap dan bentuk solidaritas Banser terhadap umat Nasrani. Utamanya, dalam rangka meningkatkan kerukunan antarumat beragama di “Bumi Anoa” atau lebih khusus di “Kota Lulo” tersebut.
“Yang terpenting lagi bahwa aksi kami ini dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Senten mengaku aksi solidaritas pengamanan Natal yang dilakukan tersebut berdasarkan instruksi dan amanat Pimpinan Pusat GP Ansor – Banser NU di Jakarta sebagai cara memelihara keberagaman bangsa.
“Kami sebagai bawahan harus menjalankan instruksi itu apalagi perintah dari ulama-ulama sepuh di NU. Selain itu instruksi dari pusat, ada juga undangan dari pihak gereja,” katanya.
Aksi ini, kata Senten, juga untuk mengenang anggota Banser NU almarhum Riyanto yang gugur sebagai pejuang kemanusiaan pada tragedi Natal Mojokerto tahun 2000.
“Banser Kendari tidak ingin tragedi Natal Mojokerto tahun 2000 silam terulang di lain lokasi. Di mana saat itu, Riyanto, anggota Banser Mojokerto, menjadi martir serangan teror bom di Gereja Eben Haezer Mojokerto,” katanya.
Teknis di lapangan, mereka mengikut sepenuhnya kepada aturan dan tata cara yang ditetapkan aparat keamanan. (RB)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.