Jakarta, Ibadah.co.id –Kementerian Agama menggelar pertemuan dengan Lembaga Mitra Pendidikan Indonesia (MPI/LEG) untuk membahas dana hibah bagi Pendidikan Islam. Pertemuan perdana tahun ini berlangsung di Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Hadir, Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama dan sejumlah lembaga mitra, yaitu: BSKAP Kemendikbudristek, GPE (Global Partnership for Education), Article 33 Indonesia, ADB, DFAT Australia, Islamic Development Bank (IsDB), JPPI, LP Ma’arif NU, Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Save The Children Indonesia, SMERU, Semua Murid Semua Guru, The World Bank, UK FCDO, UNICEF Indonesia, Yayasan Plan International Indonesia, dan PSPK.
Ada tiga agenda utama yang dibahas pada pertemuan ini. Pertama, System Capacity Grant. Yaitu, program dana hibah yang menjadi bagian dari Kesepakatan Pra Kesepakatan yang dijalankan UNICEF. Tujuannya, melakukan diagnostik bidang pendidikan setelah pelaksanaan program dengan anggaran $700.000.
Kedua, Multiplier Grant Indonesia. Yaitu, jumlah bantuan dana yang bisa diakses dari program GPE sebesar $50 juta untuk mendukung pelaksanaan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Ketiga, Co-coordinating Agency. Yaitu, lembaga yang dibentuk oleh anggota MPI sebagai badan penghubung atau koordinasi program antara coordinator yaitu Kemedikbud dan Kemenag.
Dirjen Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan, jejaring pendidikan harus dilakukan sebagai ikhtiar membangun peradaban. Semua pembangunan baik itu pembangunan infastruktural, pembangunan ekonomi ataupun lainnya boleh jadi akan sia-sia kalau pembangunan pendidikan terhenti.
“Kita memahami bahwa pendidikan adalah hal yang paling substantif sehingga kita menyambut baik keinginan bersama untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas dari siswa melalui GPE yang hari ini akan dilakukan pembahansan dimana tahun lalu kita telah melakukan diskusi yang kaya akan gagasan-gagasan yang inovatif dan implementatif,” ujarnya.
Hadir juga, Adindito Aditomo (Kepala Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek), Rohmat Mulyana Sapdi (Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam) Suhadi (Sekretaris Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan).
Kang Dhani, panggilan akrabnya, menyampaikan bahwa kekuatan MPI dengan lembaga-lembaga yang mempunyai consern kuat dalam bidang pendidikan harus bergandengan tangan. Rapat digelar untuk mengingatkan kembali komitmen bersama yang telah dibangun dalam upaya menghadirkan layanan pendidikan yang terbaik. Pendidikan yang diharapkan bukan hanya memberikan dampak kecerdasan semata tetapi juga dampak-dampak yang lain.
“Saya menerima amanat dari Gusmen, Menteri Agama, bahwa madrasah tidak hanya menjadi wahana pendidikan tetapi juga bisa memitigasi persoalan kemasyarakatan. Hadirnya madrasah jangan sampai menjadi menara gading yang indah dan elok hanya di pelupuk mata tetapi juga menjadi mercusuar untuk menerangi kegelapan malam,” tegasnya.
“Kini telah disusun partnership compact sebagai pegangan dan acuan bersama, namun dokumen akan menjadi sekedar dokumen, jika tanpa tautan hati,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, Adindito Aditomo (Kepala Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek) mengucapkan terima kasih kepada Kemenag yang memfasilitasi pertemuan yang bertujuan membahas update dari tim UNICEF tentang Multiplier Grant. Pertemuan ini juga menjadi wahana UNICEF untuk menggali masukan, tanggapan, kritik dari semua mitra pendidikan Indonesia.
“Saya yakin walaupun UNICEF secara rutin memberikan update dengan dokumen yang diedarkan tetap menerima masukan dari kita. Kalaupun Bapak/Ibu belum sempat memberikan masukan, maka ini merupakan kesempatan untuk memberikam masukan,” ungkapnya.
“Di awal ini saya mengingatkan bahwa GPE ini cukup unik dalam hal hibah atau dana yang bisa diakses untuk kemajuan pendidikan kita. Biasanya anggaran pendidikan dari loan/hibah luar negeri dalam konteks anggaran dikelola oleh pemerintah. Tetapi program GPE ini diselaraskan dengan program pemerintah,” tandasnya.
Sumber : Kemenag