Ibadah.co.id – Akhir-akhir ini, di negeri kita kembali meruap tentang kelompok yang mendakwahkan dirinya sebagai pengikut salaf (salafussolih). Hal ini terjadi ketika salah satu Ustaz yang diklaim oleh pengikutnya sebagai Ustaz salaf (Ustaz Firanda Andirja) diberhentikan ketika mengisi kajian di suatu masjid di Banda Aceh.
Hal ini tidak terlepas dari pada urusan akidah (keyakinan). Juga disebabkan adanya kesalahfahaman antara kelompok yang mengatasnamakan Aswaja dan Wahabi (Penisbatan kepada Muhammad Bin Abdul Wahab, juga diyakini sebagian orang sebegai salafi).
Secara bahasa, salaf adalah orang terdahulu. Adapun secara istilah salaf atau salafi (penisbatan kepada salaf), adalah orang-orang yang menisbatkan (menyandarkan) diri kepada generasi Shalafus Shalih. Atau dengan kata lain, salafi adalah mengikuti pemahaman dan cara beragama para sahabat Rasulallah Saw dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka.
Rasulallah Saw bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan sanad dari Abdullah Bin Mas’ud:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik baik manusia adalah pada zamanku (sahabat), kemudian orang-orang setelah mereka (tabi’in), kemudian yang setelahnya (atba’uttabiin).”
Definisi Sahabat, Tabi’in, Atba’uttabiin ini dibatasi hanya sampai tahun 300 H (abad ke 3). Dalam arti, ulama yang hidup setelah abad ke 3 mereka tidak lagi disebut dengan salafi. Tetapi Kholaf, yaitu ulama yang hidup setelah abad ke 3.
Di sini ada catatan penting yaitu keselarasan mereka dengan Al Quran dan Hadis. Jika hanya hidup pada rentang masa 300 H tetapi kontradiksi dengan kedua pedoman ini, maka tidak disebut sebagai salaf. Salah satu contohnya adalah sekte musyabbihah (kelompok tekstualis dalam membaca Al Quran dan hadis) yang hidup pada masa itu.
Salafi bukanlah sekte, juga bukan aliran seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan yang lainnya. Namun, salafi adalah manhaj (metode beragama). Sehingga semua orang di seluruh pelosok dunia adalah salafi jika ia beragama islam dengan manhaj salaf tanpa dibatasi keanggotaan.
Sebagian orang juga mengira, bahwa dakwah salafi adalah gerakan yang dicetuskan dan didirikan oleh Syekh Muhammad Bin Abdul Wahab (hidup tahun 1115 sampai 1206 H) atau Syekh Ibnu Taimiyah (hidup tahun 661 sampai 728 H) dan murid-muridnya. Tentu Ini adalah kesalahan besar. Karena mereka bukan termasuk dari Sahabat Nabi, bukan Tabi’in, bukan Atba’uttabiin, juga tidak hidup di abad ke 3 Hijriah.
Dari kesimpulan tersebut, salafi adalah mereka (ulama maupun orang biasa) yang datang setelah tahun 300 H dan dinisbahkan pada kaum salaf yang telah disebutkan, juga menganut manhajnya (metode). Istilah ini dapat dikaitkan dengan semua orang yang mengikuti manhaj salaf. Bahkan kita pun bisa. Namun, itu terjadi jika memang benar-benar perilaku dan manhajnya berdasarkan salaf. Bukan hanya menyandang titel salafi tetapi perilakunya berbeda.
(RB)