Prof. Dr. KH Quraish: Kemanusiaan itu Mendahului Keberagamaan
ibadah.co.id –Urusan sesama manusia itu lebih utama daripada urusan keberagamaan. Sebab urusan keberagamaan itu taka da artinya bila urusan kemanusiaannya dilanggar. Apalah artinya ibadah kita kencang atau rajin bila tetangga kita masih ada yang kelaparan. Ibadah kita berjam-jam tapi masih ada saudara kita yang tersakiti hatinya sebab perilaku kita yang tak terkontrol.
Dalam tradisi keagamaan, insaniyah atau kemanusiaan adalah salah satu ciri agama. Agama itu adalah kemanusiaan. Dalam agama, kemanusiaan selalu didahulukan. “Saya dulu selalu ingatkan petugas haji, bahwa jangan anda pergi salat ke Masjidil Haram bila masih ada jemaah yang butuh bantuan anda. Kemanusiaan mendahului keberagamaan Anda,” ujar Prof. Dr. KH. Quraish Shihab yang hadir memberikan tausiyah dalam acara halal bihalal keluarga besar Kementerian Agama. (14/06).
Bahkan kepada hewanpun harus didahulukan. Quraish Shihab menganalogikan: Bila Anda memiliki sebotol air, Anda perlu air itu untuk berwudhu, kemudian Anda melihat seekor anjing yang sedang kehausan payah. Apa yang akan anda lakukan? Tetap berwudhu atau memberikan air tersebut kepada anjing yang kehausan? “Anda tentu akan memberikan air tersebut kepada anjing yang kehausan itu. Karena apa? Karena kemanusiaan mendahului keberagamaan,” tuturnya.
Ahli Tafsir Al-Quran ini menyampaikan, mengutamakan kemanusiaan adalah fitrah. Ia menambahkan kesadaran ini perlu dimiliki oleh tiap individu yang mengaku beragama. Jangan sampai mengaku beragama tetapi tidak mendahulukan rasa kemanusiaan.
“Bila anda bertemu dengan siapa pun, bila dia bukan teman seagama anda, maka dia adalah teman anda sekemanusiaan,” tandasnya.
Dengan mengangkat tema “Apa dan Mengapa Moderasi Beragama?”, halal bihalal yang dihadiri oleh ribuan ASN Kemenag yang berasal dari unit eselon I, Kanwil Kemenag Provinsi, maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) berharap ASN Kemanag selalu menebarkan pemahaman yang moderat rahmatan lil ‘alamin. Tak memandang kepercayaan dan keagamannya apa, tapi melihat dan mendahulukan kemanusiaannya.
Tiga Syarat Menuju Pemahaman Moderat
Pada kesempatan yang sama, Quraish Shihab mengungkapkan tiga syarat yang perlu dipenuhi untuk mewujudkan moderasi beragama. Wasathiyah atau moderat menurutnya adalah salah satu ciri agama. Dan orang yang beragama perlu bersikap moderat. “Lalu bagaimana mewujudkan moderasi? Ada tiga syaratnya,” ujar Quraish Shihab mengawali tausiyahnya.
Pertama, untuk berada di tengah-tengah seseorang harus memiliki pengetahuan. “Kalau saya ingin mengetahui siapa yang di tengah, saya harus tahu berapa orang yang di sini. Maka kemudian saya bisa menentukan org ke berapa yg ada di tengah. Tanpa pengetahuan, anda tidak bisa melaksanakan moderasi,” ujarnya.
Kedua syaratnya, mengendalikan emosi. Itu sebabnya ayat yang paling berat. “Untuk melakukan moderasi, syaratnya mampu mengendalikan emosi. Jangan melewati batas,” imbuh Prof Qurais Shihab. “Syarat ketiga, harus terus menerus berhati-hati,” kata beliau.
Sementara itu menurut Menag Lukman Saifuddin bahwa diangkatnya tema moderasi keberagamaan di kemenag itu berharap ASN di bawah kepemimpinannya bisa memahami dengan baik apa moderasi beragama. “Saat ini, moderasi beragama bukan saja relevan dalam konteks Indonesia, tetapi juga sangat signifikan dalam konteks global,” ujar Menag saat memberikan sambutan pada acara halal bihalal itu. (ed.AT/ibadah.co,id/kemenag.go.id)
[…] Baca Juga : Prof. Dr. KH Quraish: Kemanusiaan itu Mendahului Keberagamaan […]