Muhammadiyah Sumbar Harapkan MTQ Berjalan Khidmat
Ibadah.co.id – Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Shofwan Karim berharap Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nasional ke-XXVIII tahun 2020 dapat berjalan dengan khidmat. Perlu adanya penerapan protokol kesehatan secara ketat agar tidak terjadi penyebaran virus Covid-19.
Seperti dilansir republika.co.id pada 4/11/20, Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Shofwan Karim mengatakan gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nasional ke-XXVIII tahun 2020 di Sumatera Barat kali ini akan berlangsung dalam situasi berbeda karena diadakan di masa pandemi Covid-19. Menurut Shofwan, MTQ harus memperhatikan protokol kesehatan supaya tidak menciptakan klaster penularan baru.
“Panitia perlu menyederhanakan banyak hal untuk antisipasi penularan virus corona. Jadi harapan kami dari Muhammadiyah, adakan MTQ yang sederhana, khidmat dan tercapai tujuan untuk membudidayakan Alquran,” katanya kepada Republika, Rabu (4/11).
Shofwan menyebut semua pihak yang akan terlibat dalam MTQ kali ini baik itu panitia, peserta, pemerintah dan masyarakat harus sama-sama menyadari akan pentingnya menjaga diri dari penularan virus. Ia mengingatkan untuk berikhtiar meningkatkan imunitas. Kemudian tidak lupa memperhatikan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Mulailah kesadaran protokol itu dari hati nurani, dalam pikiran dan diikuti dengan perbuatan,” ujarnya.
Shofwan melihat upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 sudah cukup baik. Sumbar kata dia pernah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sekarang, upaya yang dilakukan dengan menegakkan Peraturan Daerah (Perda) Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Di mana orang-orang yang tidak taat dengan protokol kesehatan diberi sanksi hukum.
Ia juga mengingatkan peserta dan panitia tidak larut dalam euforia pelaksanaan acara yang kemudian secara tidak sadar menciptakan kerumunan. Panitia menurut dia harus terus mengawal kafilah-kafilah yang datang sejak dari Bandara, di perjalanan atau di atas bus, di penginapan dan di tempat acara agar konsisten menerapkan protokol kesehatan supaya tidak ada celah penularan virus yang berpotensi membuat klaster baru.
Panitia pun, lanjut dia, tidak perlu menyuguhkan acara seperti pelaksanaan MTQ di tahun-tahun sebelumnya. Ajang dua tahunan ini biasanya dilaksanakan dengan meriah dengan syiar luas. Sekarang, panitia dan peserta harus menahan diri dan fokus pada tujuan inti dari pelaksanaan MTQ untuk meneruskan budidaya seni baca kitab suci Alquran. “Saat ini kita pertimbangkan mana yang betul-betul menjadi pokoknya saja. Untuk mencetak hafiz dan hafizah terbaik di negeri ini,” kata Shofwan menambahkan. (RB)
[…] 32 provinsi di Indonesia mengirimkan delegasinya pada pagelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke XXVIII di Sumatera Barat. Sebelumnya, ada beberapa provinsi yang batal […]