Ibadah.co.id – Selama Ramadhan tahun ini, NU Sumenep selenggarakan kegiatan ajian kitab secara daring. Nurus Syamsi dalam rutinan ajian kitab Qolyubi yang dibacakan setiap Ahad sore menejelaskan keutamaan 10 hari tekahir Ramadhan.
Syamsi menjelaskan diantar keutamaan 10 hari terakhir Ramadhan adalah malam lailatul Qodar. Fase 10 hari terakhir Ramadhan saat ini adalah momentum istimewa karena di dalamnya terdapat malam kemuliaan Lailatul Qadar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk fokus ibadah, menghidupkan salat malam, iktikaf, baca Al-Qur’an dan bersedekah.
“Hendaknya umat Islam memburu kemaafan di momen 10 hari terakhir ini” tutur Syamsi. Menurut Dai yang juga aktivis NU ini, mencari kemaafan Allah Ta’ala adalah amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Oleh karena itu jamaah hendaknya buru keutamaan 10 hari terakhir ini.
Salah satu anjuran Nabi shallallahu ‘alaihi sallam kepada orang yang berpuasa ketika mereka diganggu, ketika mereka disakiti, ketika mereka diprovokasi, ketika mereka diintimidasi adalah mengatakan: “inni shaaim (aku berpuasa).”
Ustadz Dai muda ini pun menjelaskan, di sisi lain kita juga diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alahi sallam di dalam bulan Ramadhan ini untuk banyak berdoa:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, maka Engkau ini mencintai kemaafan, sehingga maafkanlah aku, ya Allah.”
“Apa hubungannya kedua hal ini? Ternyata indah sekali, bahwasanya ada yang dikatakan oleh Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullahu, “Carilah kemaafan Allah ‘Azza wa Jalla dengan banyak-banyak memaafkan manusia, yaitu menunggu datangnya lailatul qadar di bulan Ramadhan,” tegas Syamsi.
Selain itu, hikmah Ramadhan lain yang harus diburu adalah bersifat lemahlembut dan pemaaf. “Mana mungkin kita berharap untuk mudah dimaafkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kalau kita adalah seorang pendendam, seorang pendengki, seorang yang tidak mudah untuk memaafkan orang lain?” tutur Syamsi.
Di tengah pengajiannya Ia pun menegaskan, Ramadhan ini juga mengajarkan kepada kita agar kita mudah dimaafkan oleh Allah Ta’ala. “Kalian bermudah-mudahlah juga di dalam memaafkan sesama,” pungkas pembaca kitab Qalyubi ini. (RB)