Take a fresh look at your lifestyle.

Pengasuh Ponpes Tegalrejo Ungkap Pentingnya Berdakwah di Medsos

131

Ibadah.co.id – Pengasuh Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, KH Muhammad Yusuf Chudlori mengungkap pentingnya berdakwah di media sosial (medsos). Menurutnya, di era sekarang adalah sebuah hal yang tak bisa dihindari untuk berdakwah di media sosial.

Seperti dilansir republika.co.id pada 5/1/21, KH Muhammad Yusuf Chudlori merupakan salah satu putra ulama kharismatik Tegalrejo Magelang, KH Chudlori. Dia kini meneruskan dakwah ayahnya dengan menjadi pengasuh Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah.

Di kalangan pesantren, dia lebih akrab dipanggil Gus Yusuf. Aktivitasnya sekarang tidak hanya mengajar kitab-kitab kuning di pesantren salaf tersebut, tapi juga mulai berdakwah melalui media sosial, khususnya melalui Gus Yusuf Channel.

Menurut Gus Yusuf, di era digital ini pesantren harus mulai membuka diri terhadap perkembangan teknologi. Karena itu, Gus Yusuf dengan dibantu para santrinya sekarang aktif mendakwahkan Islam melalui channel Youtube.

“Ya memang eranya seperti ini, mau gak mau kita harus ke situ,” ujar Gus Yusuf, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.

Kiai muda yang lahir di Magelang pada 9 Juli 1973 ini sangat terkenal sebagai ulama yang dekat dengan berbagai kalangan. Karena, cara dakwah dan ceramah Gus Yusuf penuh hikmah dan mudah dipahami semua kalangan.

Dalam bidang keilmuan, pada usia dini sampai usia SD, Gus Yusuf menempa ilmu di pondok pesantren ayahnya sendiri. Selanjutnya dia melakukan rihlah kelimuan pada beberapa pondok pesantren di Jawa.

Setelah lulus SD pada 1985, Gus Yusuf memperdalam ilmu agama di Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur di bawah asuhan KH Idris Marzuki sampai 1994.

Selanjutnhya dia mengenyam ilmu di Pesantren Salafiyah Kedung Banteng Purwokerto dan terakhir Gus Yusuf memperdalam ilmu keagamaan di Pesantren Salafiyah Bulus, Kebumen.

Gus Yusuf memandang bahwa keilmuan sangat penting untuk berdakwah di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, ia belajar keras dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Menurut Gus Yusuf, seorang pendakwah memang harus terus memperkaya keilmuannya agar bermanfaat bagi masyarakat.

Dia pun memandang positif para ustaz yang kini mulai banyak berdakwah di media sosial. Namun, menurut Gus Yusuf, semangat berdakwah itu tetap harus dibarengi dengan ilmu yang mumpuni.

“Karena dakwah itu tidak cukup hanya dengan modal semangat, ghiroh, tapi juga harus dengan ilmu, agar apa yang kita sampaikan ini betul-betul bermanfaat buat masyarakat, bukan justu menimbulkan kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat,” kata Gus Yusuf.

Sebagai pengasuh pesantren, Gus Yusuf mengingat betul pesan ayahnya agar menjadi guru mengaji di tengah masyarakat. Menurut Gus Yusuf, Kiai Chudlori berpesan agar santri dan penerusnya selalu menjadi panutan di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Gus Yusuf, Kiai Chudlori membebaskan santrinya untuk menjadi apapun di tengah masyarakat, baik menjadi pedagang, menjadi petani, ataupun aktif di pemerintahan. Bahkan, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai alumni Pesantren Tegalrejo juga berhasil menjadi Presiden RI keempat. “Jadi kalau ada santri yang mau jadi pedagang silakan, tapi berdaganglah yang sesuai dengan ajaran agama dan menjadi contoh masyarakat,” jelas Gus Yusuf. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy