Tepuk Pramuka ‘Islam Yes Kafir No’ itu Menyalahi Dasa Dharma
Ibadah.co.id – Viralnya video anak-anak pramuka di SD Timuran, Jogjakarta yang dipandu oleh seorang pembina mendapat tanggapan luas. Pasalnya tak hanya menjadi isu sensitif soal rasisme, bahkan lebih mendasar itu tak sesuai sama sekali dengan nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka.
Kalimat akhir dari tepuk pramuka berbunyi ‘Islam Islam Yes, Kafir Kafir No’ direspon oleh Satuan Komunitas Pramuka Ma’arif (Sakoma) NU Jepara, Jawa Tengah. Menurut ketua Sakoma H Hisyam Zamroni, yel-yel yang diajarkan di salah satu SD itu menyalahi semangat gerakan pramuka.
“Yel-yel itu justru jauh dari semangat Gerakan Pramuka Indonesia karena mendeskreditkan orang lain dengan sebutan no kafir atau kafir no,” tandasnya sebagaimana dilansir nuonline (17/01/2020)
Secara sederhana, pihaknya menganalisis Dasa Dharma Pramuka itu sangat ketat mengajarkan kepada kita semua akan pentingnya penghormatan, kasih sayang, dan menghendaki kesucian baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Disebutkan dalam dasa pertama Dasa Dharma berbunyi, Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Dasa Dharma yang pertama ini sudah jelas dan gamblang bahwa anggota pramuka diajarkan untuk mempercayai Tuhan sesuai dengan agamanya masing-masing dan menghormati antar pemeluk agama,” jelas Wakil Ketua PCNU Jepara ini.
Bunyi Dasa Dharma yang kedua yaitu Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia.
“Ajaran pokok yang kedua ini memberikan motivasi anggota Pramuka menghidupkan rasa kemanusian, rasa cinta kasih, menghormati, menghargai, dan saling menolong kepada seluruh umat manusia terlepas daripada suku, agama, negara, budaya, dan lain-lain,” lanjutnya.
Adapun bunyi Dasa Dharma kesepuluh Suci Dalam Pikiran, Perkataan dan Perbuatan. Pemilihan kata ‘suci’ ini paparnya mempunyai harapan agar anggota pramuka terlepas dari hal-hal yang negatif baik yang bersumber dari pikiran, perkataan dan perbuatan sehari-hari terhadap alam dan seluruh umat manusia.
“Atau dengan kata lain anggota pramuka harus mampu mengsinkronkan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan atau mudahnya dan tidak menjadi orang munafik,” tegasnya, Kamis (16/1).
Atas dasar ketiga Dasa Dharma tersebut pihaknya kaget dan tercengang dengan adanya ulah oknum seorang pembina pramuka yang mengajarkan yel-yel yang justru tidak sesuai dan jauh dari semangat Dasa Dharma Pramuka.
Pihaknya berharap dengan kejadian tersebut ada solusi terbaik untuk pembinaan dan pelatihan kepada pembina-pembina tingkat gugus depan dan pembina yang lain baik dari kursus di tingkat dasar sampai pada tingkat lanjutan untuk diperkuat kurikulum dan proses pembinaannya agar sesuai dengan pakem.
“Kita berharap gerakan pramuka ke depan bisa menjadi Insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ikut serta membangun bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mari kita introspeksi ke dalam (internal) untuk membenahi dan memajukan Gerakan Pramuka Indonesia ke depan,” pungkasnya. (ed.AS/ibadah.co.id/nuonline)