Take a fresh look at your lifestyle.

Winardi, Pria yang Mengaku Sebagai Imam Mahdi itu Kini Bartobat

0 261

Ibadah.co.id – Dalam setiap waktunya selalu ada orang yang mengaku nabi, imam Mahdi, bahkan tuhan. Kali ini pengakuan itu dating dari seorang pria baruh baya bernama Winardi beralamat di Jl H Sulaiman RT 02/05 No 123 Kampung Perigi, Kecamatan Bedahan, Sawangan, Depok.

Winardi adalah seorang ketua Padepokan Trisula Weda yang menurut pengakuannya diisi dengan kegiatan pengajian untuk memperdalam pengetahuan agama.

Sontak saja, kemunculan seseorang yang mengaku sebagai Imam Mahdi ini membuat masyarakat geger dan resah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok dan kepolisian pun turun tangan mengamankan dan memberikan peringatan terhadap pria tersebut.

“Iya, tadi malam sudah dimusyawarahkan di Kecamatan Sawangan, dihadiri Koramil, Polsek, dan lain-lain. Intinya itu salah, keliru, dan diarahkan untuk tobat,” kata Ketua MUI Depok KH Dimyati Badruzzaman kepada media, Kamis (30/5/2019).

Adanya pengakuan seseorang sebagai Imam Mahdi ini terungkap setelah sebuah undangan open house halalbihalal Idul Fitri 1440 H bersama sang pembaharu (Imam Mahdi) pada Kamis, 6 Juni, di Padepokan Trisula Weda, Sawangan, Depok, beredar di media sosial.

“Ini kan awalnya undangan itu di YouTube akan ada halalbihalal bulan Syawal mengundang warga seluruh Indonesia, baru ketahuan ternyata lokasinya ada di Bedahan dan kita turun ke sana,” jelasnya.

“Kemudian kita tanya-tanya kenapa mengaku sebagai Imam Mahdi, siapa yang beri gelar Imam Mahdi, padahal nggak sesuai ciri-cirinya dengan (yang ada) di hadis. Ya katanya, ‘Saya pernah didatangi oleh Allah diberi gelar Imam Mahdi’,” katanya.

Alasan Winardi Mengaku Sebagai Imam Mahdi

Bermula dari sebuah mimpi. Winardi mengaku Imam Mahdi berawal dari sebuah mimpi atas perintah Allah Swt. Dia mengklaim, nama julukan Imam Mahdi itu diberikan oleh Allah Swt. setelah menjalankan perintahnya melalui mimpi.

Dalam mimpi, Winardi melalui perjalanan rohnya dari Padepokan Trisula Weda, Sawangan, Kota Depok  ke kampung halamanya di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di sanalah Winardi bertemu dengan almarhum kakek, nenek, ibu, bapak, dan leluhurnya.

“Setelah itu saya diperjalankan ke Tanah Suci, Arab Saudi. Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya. Pemberian nama Imam Mahdi diberikan oleh Allah Swt. Jadi bukan saya memberikan nama itu (Imam Mahdi),” kata Winardi di kantor Kecamatan Sawangan, Kamis (30/5/2019), kepada wartawan.

Sesampainya di Tanah Suci, sambung Winardi, menceritakan bahwa dirinya diarahkan oleh para leluhurnya untuk memadu menjalankan ibadah tawaf di Masjidil Haram. Lalu menjalankan ibadah jumroh aqobah dengan mengambil 7 batu krikil.

“Selanjutnya saya diperjalankan ke makam Nabi Muhammad Saw. di Madinah,” ucap dia menyesalkan.

Atas kejadian ini, tentunya setelah mendapatkan nasehat dan masukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah keliru. Dirinya pun mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat) kepada Allah Swt.

Menurut Ketua MUI Kota Depok Kh. Dimyati Badruzaman mengatakan, sudah melakukan mediasi bersama Camat, Danramil, dan Kapolsek Sawangan bahwa sebutan Imam Mahdi tidak tepat dan keliru. MUI membuka tiga kitab yang membahas Imam Mahdi yang akan turun di akhir zaman nanti, tentunya tidak sama sekali sesuai.

“Nama Imam Mahdi sebenarnya bin Abdullah keturunan Nabi Muhammad Saw. Sementara ini, namanya Winardi Bin Sukirno dari Pacitan, tentunya tak sesuai Alquran dan hadis Nabi sehingga kami meminta supaya bertobat kepada Allah dan mengucapkan dua kalimat syahadat,” kata Dimyati.

Tentunya, sebut dia, ajaran tersebut sesat dan menyesatkan umat karena tidak sesuai ajaran Nabi Muhammad Saw.

Karena dikhawatirkan menimbulkan keresahan, akhirnya Winardi dibawa ke Kecamatan Sawangan dan dilakukan pertemuan dengan pemerintah setempat dan Ketua MUI. Berikut hasil pertemuan tersebut:

  1. Winardi menyatakan dan menyadari kesesatannya dan telah bertobat dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan MUI, ormas Islam, dan aparat Kecamatan Sawangan.
  2. Akan menutup selamanya kegiatan-kegiatan yang selama ini dilaksanakan oleh kelompok Trisula Weda dan tidak akan mengadakan acara apa pun maupun membatalkan acara halalbihalal yang telah mereka rencanakan sebelumnya.
  3. Akan mengubah cat tempat ibadah berupa bangunan musala yang menyerupai bangunan Kakbah. (ed.AT/ibadah.co.id/detic.com/suara.com)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy