Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Apakah Boleh Membatalkan Puasa Syawal saat Bertamu?

0 25

Ibadah.co.id – Saling berkunjung atau silaturahim usai Shalat Idul fitri hingga hari ke tujuh Syawal sudah menjadi tradisi bagi muslim di Indonesia. Mereka biasanya menggunakan kesempatan tersebut untuk saling meminta maaf.

Akan tetapi, bagi beberapa muslim ada yang melanjutkan dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal untuk meraih pahala seperti puasa setahun. Namun, terkadang ada perasaan sungkan jika menolak hidangan lebaran yang telah disiapkan saat kita bertamu. Dalam kondisi seperti ini, bolehkah membatalkan puasa?

Ibnu Qudamah menjelaskan dalam kitab al-Mughni bahwa pada dasarnya jika seseorang melakukan puasa sunah maka dia dianjurkan menyempurnakannya hingga selesai. Tetapi jika ibadah wajib seperti mengganti (menqadha) puasa Ramadhan maka wajib diselesaikan. Kecuali ada udzur syar’i atau sebab yang menghalangi untuk berpuasa seperti haid atau sakit.

Mengenai hukum puasa syawal adalah sunah, maka boleh saja bagi seseorang untuk membatalkannya atau menyempurnakan hingga selesai. Demikian pendapat madzhab Syafi’i dan Hanbali. Hal ini sesuai dengan hadiss berikut:

قال النبي صلى الله عليه وسلم لأم هانئ رضي الله عنها وكانت صائمة فأفطرت :”أكنت تقضين شيئاً ؟ فقالت: لا. قال: فلا يضرك إن كان تطوعا”

Nabi Muhammad Saw. berkata kepada Ummi Hani yang puasa lalu batal, “Apakah kamu sedang puasa qadha?” dia menjawab, “tidak.” Nabi pun berkata, “Maka tidak masalah jika puasa sunah.” (HR. Abu Daud)

Ibnu Rusyd memberikan penjelasan dalam kitab Bidayah al-Mujtahid. Beliau berkata, bahwa ulama bersepakat jika membatalkan puasa sunah dan tidak perlu mengqadhannya, baik karena ada udzur atau karena lupa.

Mereka (para ulama) juga berbeda pendapat jika membatalkannya tanpa ada udzur. Imam Malik dan Imam Abu Hanifah berpendapat harus diqadha. Ssedangkan Imam Syafi’i dan Imam Ahmad berpendapat tidak ada qadha.

Dalam Hadis riwayat Imam Baihaqi juga dijelaskan:

عن أبى سعيد الخدرى رضى الله عنه صنعت لرسول الله صلى الله عليه و سلم طعاما, فأتانى هو وأصحابه, فلما وضع الطعام فقال رجل من القوم : إنى صائم. فقا ل رسول الله صلى الله عليه و سلم (دعاكم أخوكم, وتكلف لكم), ثم قال (أفطر و صم يوما إن شأت).

“Dari Abu Said Al Khudri Berkata, “ketika saya membuatkan makanan untuk Rasulullah Saw, kemudian Beliau dengan para Shahabatnya datang kepadaku, salah satu dari kami ada yang berkata, “saya sedang berpuasa.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “biarkan teman kalian untuk berpuasa, sesungguhnya itu merupakan tanggung jawab dia,” kemudian Beliau melanjutkan sabdanya, “Berbukalah dan ganti puasamu di hari yang lain jika kamu menghendakinya.”

Pada intinya, membatalkan puasa sunah Syawal saat bertamu untuk menghormati tuan rumah itu hukumnya boleh. Hal tersebut sebagaimana sudah dijelaskan dalam hadis riwayat Abu Daud dan Imam Baihaqi.

(RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy