Ibadah.co.id – Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menyatakan berdasarkan hasil monitoring di lapangan hingga kini tidak menemukan pesantren mengajarkan paham radikalisme atau kekerasan.
“Sebagian besar pondok pesantren (Ponpes) di sini dikelola secara tradisional atau salafi yang mengajarkan tentang kebaikan (kemaslahatan), ibadah (ubudiyah) hingga cinta Tanah Air (kenegaraan),” kata Kepala Seksi Pondok Pesantren Kemenag Lebak Ajrum Firdaus di Lebak, Rabu (6/11/2019).
Selama ini, pendidikan ponpes di Kabupaten Lebak mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan Islam yang benar. Mereka, kiyai dan santri belajar penuh selama 24 jam dengan sistem bandungan atau guru menerangkan dan santri mendengarkan, seperti mengaji Qur’an, kitab gundul, sorof dan ilmu tajwid.
Para santri juga menerima pembelajaran tafsir Al Quran, hadits, fiqih, bahasa Arab, akhlak, akidah, dan sejarah Islam. Begitu juga ponpes modern dengan sistem pengajaran agama dipadukan dengan penerapan bahasa Inggris, matematika, PKN, bahasa Indonesia, biologi, fisika, dan lainnya.
Karena itu, di pesantren di Kabupaten Lebak yang jumlahnya sebanyak 1.700 unit tersebar di 28 kecamatan tidak ditemukan ada yang mengajarkan paham kekerasan, katanya. Menurut dia, seluruh santri yang belajar di ponpes itu tentu diajari pendidikan dasar-dasar keagamaan, sehingga radikalisme, kekerasan, dan terorisme dilarang ajaran Islam, bahkan perbuatan itu diharamkan.
Apalagi, Islam menjadikan agama rahmatan lil alamin dengan mencintai kedamaian, kerukunan, saling menghormati dan toleransi di tengah perbedaan keyakinan agama, suku, etnis, budaya, dan bahasa.
“Kami mendorong ponpes itu menjadikan agen pembangunan akhlak yang memiliki nilai-nilai keimanan kepada Allah SWT,” katanya.
Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kabupaten Lebak Ade Bujhaeremi mengatakan, sebagian besar ponpes salafi di daerah ini berkembang di masyarakat dan dapat berperan menangkal paham radikalisme.
Ponpes salafi di Tanah Air bagian terdepan untuk melawan kaum radikalisme, karena agama Islam penuh kedamaian dan kecintaan pada sesama manusia hingga alam dan lingkungan. Lulusan ponpes salafi itu di antaranya untuk mencetak ulama, cendekiawan, dan kiai yang memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkarakter.
Selain itu juga memberikan pesan dakwah kepada masyarakat untuk menjalankan perintah Allah SWT, termasuk mencintai Tanah Air dan nilai-nilai empat pilar kebangsaan. “Semua ponpes di sini memperdalam ilmu-ilmu agama Islam dengan benar, sehingga mampu menangkal radikalisme,” tegasnya. (RB)