Jakarta, Ibadah.co.id –NU Care-LAZISNU PBNU berkolaborasi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI melaksanakan Doa Bersama dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang, Jawa Tengah, pada Rabu (1/05/2024).
Agenda ini merupakan bentuk rasa syukur atas bantuan Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan yang diterima Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang.
Pembangunan dengan total nilai bantuan Rp9,9 miliar tersebut adalah wujud komitmen BPKH dalam menyalurkan nilai manfaat dari hasil Dana Abadi Umat (DAU) sebagaimana diatur dalam PP No 5 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 34 tahun 2014 terkait pengelolaan keuangan haji dan PBPKH No 7 tentang prioritas kegiatan kemaslahatan, yang salah satunya ialah bidang kesehatan.
Acara seremonial peletakan batu pertama ini turut dihadiri oleh Deputi SDM, Pengadaan dan Umum BPKH, Miftahudin; Sekretaris LAZISNU PBNU, Moesafa; Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang, Hj Muhsinah; Rais Syuriyah PCNU Rembang, KH Chazim Mabrur; Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro; Ketua Muslimat NU Rembang Hj Mustatiáh Chamid; dan Direktur Rumah Sakit Islam Arafah Rembang, dr Nunuk Sri Lestari.
Sekretaris LAZISNU PBNU, Moesafa menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPKH atas kehadiran dan realisasi Program Kemaslahatan BPKH melalui NU Care-LAZISNU. Moesafa juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Rembang, yang diwakili oleh Wakil Bupati atas dukungan selama proses pengajuan proposal hingga persetujuan, karena seluruh kebutuhan administrasi dan perizinan yang dipersyaratkan juga melibatkan Pemerintah Kabupaten Rembang.
Moesafa turut menjelaskan sekilas tentang perjalanan proses pengajuan bantuan sampai dengan terlaksananya proses tender terbuka pada akhir Maret 2024 hingga proses penandatanganan kontrak pada 25 April 2024.
“Tanpa adanya bantuan seluruh pihak, prosesi peletakan batu pertama pada hari ini belum tentu bisa terlaksana. Selanjutnya komposisi tim yang melibatkan banyak unsur dari berbagai provinsi juga menjadi harapan agar proses akseleratif di lapangan bisa terwujud,” ujarnya.
Sebagai mitra kemaslahatan BPKH, NU Care-LAZISNU telah melaksanakan MC 0, Rapat Pra-Konstruksi, Surat Perintah Mulai Kerja dan penyerahan lokasi kerja dari NU Care-LAZISNU ke pihak kontraktor.
“Alhamdulillah semoga bantuan ini menjadi kado terindah BPKH untuk masyarakat Kabupaten Rembang,” ujarnya.
Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang Hj. Muhsinah menambahkan bahwa perjalanan panjang pembentukan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang telah dimulai dari tahun 2000 hingga tahun 2010. Pada rentang waktu tersebut, Muslimat NU berkeinginan kuat untuk mendirikan sebuah rumah sakit yang dapat menjadi manfaat secara luas bagi masyarakat.
“Di bawah komando dr. Nowo, Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang mulai sedikit demi sedikit melebarkan sayap pendanaan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang dan berhasil mendapatkan pendanaan yang digunakan untuk membiayai operasional Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang dan membeli tanah yang dijadikan sebagai lokasi Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang berdiri,” terangnya.
Hj Muhsinah berterima kasih sebesar-besarnya kepada BPKH RI dan NU Care-LAZISNU PBNU yang telah membantu dan turut membangun Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang.
“Mudah-mudahan Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU ini bisa memberikan banyak manfaat kepada masyarakat rembang,” ujarnya.
Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro menyampaikan terimakasih dan rasa syukurnya karena Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU dipilih sebagai penerima bantuan dari Program Kemaslahatan BPKH melalui NU CARE-LAZISNU.
“Terima kasih kepada BPKH RI atas bantuan berupa Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU. Terima kasih juga kepada NU Care-LAZISNU sebagai Mitra Kemaslahatan yang melaksanakan proses pengajuan hingga peresmian Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU. Semoga bantuan ini menjadi manfaat juga maslahat bagi umat dan pahalanya terus mengalir menjadi amal jariyah,” ujarnya.
Sementara itu Deputi SDM, Pengadaan dan Umum BPKH Miftahudin, menjelaskan bahwa dana bantuan Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU bukan dari dana haji melainkan dari dana abadi umat (DAU) untuk meningkatkan kemaslahatan umat terutama di bidang kesehatan.
BPKH sebagai Badan Pengelola Keuangan Haji bertugas mengelola 2 (dua) jenis dana, yang pertama, dana haji yang saat ini nilainya sebesar Rp166 triliun, dan seluruhnya diinvestasikan untuk kemaslahatan pelaksanaan haji. Yang kedua, pengelolaan dana abadi umat sebesar Rp 3,9 T yang fokus penggunaan dananya untuk program-program kemaslahatan umat.
“Pada tahun 2023 jumlah biaya haji per orang yakni Rp94juta. Namun yang dibayarkan oleh jamaah tidak full. Untuk membayarkan sisanya, di situlah dana investasi haji digunakan. Berbeda halnya dengan dana yang digunakan untuk bantuan program kemaslahatan, salah satunya pembangunan di RS ini. Atas pelaksanaan haji tiap tahun, ada efisiensi pelaksanaan haji. Dana efisiensi ini yang dikelola terpisah sebagai dana abadi umat. Hasil investasinya diamanahi untuk disalurkan. Kurang lebih nilai manfaat Rp200 miliar. Bentuk bantuannya macam-macam seperti pendidikan, kurban, dan lain-lain. tapi pengelolaannya harus bisa dipertanggungjawabkan,” terangnya.
Dia menegaskan biaya pembangunan Rumah Sakit ini tidak menggunakan dana haji melainkan dana bagi hasil yang bermanfaat untuk kebaikan umat sesuai dengan asas prinsip syariah, kehati-hatian, nirlaba, transparan dan akuntabel.
Menurutnya program kemaslahatan kerja sama BPKH dan NU Care-LAZISNU PBNU ini akan terus meningkatkan peran dalam cakupan kegiatan sosial kemanusiaan yang semakin luas. Miftahudin juga berharap melalui kerja sama ini peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara bertahap dapat terwujud.
Sumber : NU Care Lazisnu