Ibadah.co.id-Pemerintah terus berupaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional dan mewujudkan visi ‘Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka di Dunia’.
Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengatakan, pemerintah perlu menentukan fokus dari pengembangan industri halal di Indonesia. Karena ada banyak sektor, peluang dari industri halal yang sifatnya organik untuk bisa dikembangkan.
Seperti diketahui, pemerintah berupaya mendorong Indonesia untuk menjadi produsen industri halal dunia. Keinginan tersebut didukung dengan adanya bonus demografi dan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
“Langkah pertama yang baik adalah tetapkan dulu fokusnya di mana, market halal besar, kita tetapkan fokus. Jadi pemain besar dunia, tetapkan dulu fokus di mana, kalau semua diambil tingkat keberhasilannya rendah,” kata Yusuf di Jakarta, Senin, 12 Desember.
Yusuf mengatakan, total penduduk dunia yang beragama muslim ada sekitar 1,8 miliar. Sementara di Indonesia sendiri 90 persen dari 270 juta penduduknya adalah muslim.
Yusuf mengatakan, kebutuhan mereka untuk produk atau jasa yang syariah, mulai dari makanan-minuman, busana, kosmetik-obat- obatan sampai ke wisata halal sangat besar. Menurut dia, Indonesia memiliki peluang besar untuk jadi pemain.
Bahkan, lanjut Yusuf, sejumlah negara lain telah menggali potensi halal. Misalnya, Korea Selatan dan Jepang, kedua negara ini menawarkan wisata halal.
Sementara Malaysia dengan perbankan syariah dan China dengan produksi busana syariah.
“Market besar ini tidak hanya di domestik tetapi pasar global. Kalau serius menggarap potensi market, kita bisa jadi pemain besar di tingkat global,” tuturnya.
Kata Yusuf, jika pemerintah ingin fokus untuk menggarap wisata halal seperti Korea Selatan dan Jepang maka perlu standarisasi dan juga branding yang benar tentang wisata halal.
Yusuf menjelaskan, wisata halal adalah untuk membuat wisatawan merasa nyaman, dan mendapatkan makanan halal, termasuk juga tempat ibadah yang nyaman.
“Kalau kita mau melihat potensi pasar domestik tentu pangan halal. Kalau market domestik dan luar, wisata halal, karena destinasi wisata kita sangat lengkap, wisata alam indah, budaya unik, wisata kuliner sangat beragam, wisata bahari, sangat eksotis luar biasa. Wisatawan muslim diarahkan ke wisata halal sangat mudah,” jelas Yusuf.
Tak hanya itu, kata Yusuf, industri halal juga harus diikuti pengembangan ekosistem halal selain urusan sertifikasi. Contohnya, bagaimana sebuah hotel tidak sekadar memiliki sertifikasi halal, namun juga SDM-nya siap dengan ekosistem halal.
Baca juga : Aceh Diharapkan Jadi Percontohan Toleransi Beragama di Indonesia
Sumber : Voi