Ibadah.co.id – Korban meninggal ketika ibadah haji per 13 juni 2022 sudah tiga korban dan ketiganya merupakan penderita penyakit jantung. Penyakit jantung menjadi ancaman yang sangat serius bagi jamaah haji dengan faktor risiko.
dr Fajar Ashari Sudharma, spesialis penyakit jantung, menyarankan, yang paling utama yang harus dilakukan jamaah haji dengan penyakit jantung, adalah dia harus mengetahui faktor risiko penyakit jantungnya. Menurutnya, ada beberapa faktor resiko yang harus dikontrol contohnya hipertensi, diabetes, dislipidemia atau kolesterol tinggi.
“Kemudian faktor resiko yang tidak bisa dikontrol seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga. Itu juga yang perlu diperhatikan, dimonitor dan harus kita kontrol,” kata dr Fajar Ashari saat berbincang dengan Republika, Selasa (14/6/2022).
Sementara itu, bagi jamaah yang memiliki hipertensi harus mengkonsultasikannya kepada dokter, dan minum obat yang dibawa dari tanah air secara teratur dan kurangi asupan garam. Dan bagi jamaah yang memiliki penyakit diabetes harus selalu minum obat, menjaga asupan gula dan mengontrolnya ke dokter spesialis penyakit dalam.
“Pemeriksan itu untuk mengontrol kadar gula. Itu hal yang utama harus dilakukan pasien penyakit diabetes,” katanya.
Sementara itu, untuk penyakit kolesterol kurangi makanan-makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti makan yang banyak mengandung minyak, santan, daging-daging, jeroan. Jamaah haji dengan penyakit ini juga harus selalu minum obat-obat penurun kolesterol.
“Jamaah yang merokok harus dikurangi atau sampai stop kebiasaan merokok. Itu faktor risiko yang harus diperhatikan,” katanya.
Kemudian, bagi jamaah yang sudah mengidap penyakit jantung, terutama jantung koroner yang disertai gagal jantung maka yang harus diperhatikan adalah minum obat teratur, kontrol rutin ke dokter spesialis sampai dengan gagal jantungnya terkontrol.
“Jadi itu tips yang perlu diperhatikan,” katanya.
Dan yang perlu diperhatikan oleh jamaah haji ketika sudah ada di tanah suci adalah menjaga aktivitas fisik jangan sampai terjadi kelelahan yang bisa berakibat kambuhnya keluhan-keluhan penyakit jantung.
“Karena haji adalah ibadah fisik maka harus melakukan olahraga rutin jangan sampai menimbulkan gejala-gejala gagal jantungnya yang menyebabkan serangan jantung,” katanya.
Sementara, sesak nafas sering terjadi pada jamaah haji yang mempunyai penyakit bawaan asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). dr Sukarti spesialis Paru di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, mengatakan, penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut.
Pertama, jamaah haji harus menggunakan masker saat keluar pondokan dan berada saat dalam kerumunan. Sebaiknya ganti masker enam jam sekali, pergantian masker ini bisa disesuaikan dengan jenis maskernya.
“Misalnya masker medis diganti setelah enam jam dipakai atau ganti jika sudah terlihat kotor,” kata Sukarti, saat menyampaikan tips haji sehat, Senin (13/6/2022).
Kedua mengurangi aktivitas jangan sampai kelelahan. Misalnya jamaah tidak perlu memaksakan diri ikut kegiatan yang menguras energi seperti ziarah, dan mengejar arbain.
Ketiga, gunakan obat sesuai anjuran dokter. Terutama obat pengontrol dan pelega, makan teratur.
“Penyakit ini bisa kambuh karena terinfeksi virus atau bakteri, kelelahan, penggunaan obat yang tidak teratur. Dan juga bisa karena stres,” kata dr
Dr Karti menyarankan jamaah yang memiliki penyakit paru untuk berhenti merokok dan jauhi asap rokok.
MAN
Baca juga : Rumah Para Kaum Muslimin di India Digusur, Protes Keras Terjadi!
[…] Baca juga : Tips Menjaga Kesehatan Paru dan Jantung Ketika Ibadah Haji […]