ibadah.co.id–The Habibie Center menyelenggarakan seminar nasional bertema “Membedah Visi Ekonomi Capres 2019” di Hotel Le Meridien, Jakarta. Seminar yang dibuka oleh Hadi Kuntjara (Direktur Eksekutif) ini sekaligus membuka rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun The Habibie Center yang ke 19. Narasumber seminar tersebut adalah Juliari P. Batubara (Tim Kampanye Nasional Joko Widodo – Ma’aruf Amin), Sudirman Said (Badan Pemenangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno), Febrio N. Kacaribu (Kepala Kajian Makroekonomi, LPEM Universitas Indonesia) dan Umar Juoro (Dewan Pakar The Habibie Center) serta dimoderatori oleh Beginda Pakpahan (Analisa Politik dan Ekonomi Gobal, Universitas Indonesia).
Acara yang bertujuan salah satunya adalah mendiskusikan proyeksi kebijakan ekonomi dari kedua tim sukses kandidat presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019 nanti. Ada yang menarik dari paparan Febrio N Kacaribu selaku narasumber. Bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2010-2014 rata-rata 6%. Tapi itu didukung oleh komidit boom. Menurutnya sebagai seorang akademisi dan bukan melihat sebagai politik bahwa siapapun pemimpinnya nanti , komoditi boom bukanlah sumber pertumbuhan yang sustainable. “Pertumbuhan ekonomi kita harus lebih di fokuskan pada pertumbuhan-pertumbuhan yang lebih sustainable. Yang sifatnya lebih meningkatkan produktifitas,” paparnya. Lebih lanjut ia mengatakan memang minyak dan batubara masih menjadi nilai ekspor Indonesia yang tinggi, tapi nilai ekspor lain melorot dalam satu dua tahun ini. Ini memang tidak bisa dikesampingkan akibat dari tantangan global yang terlalu berat.
Bagimana dengan pembangunan infrastruktur ? Menurutnya infrastrukur bisa dikatakan cukup drastis (pembangunannya) dan ini berdampak besar bagi perekonomian. “Menurut saya, secara faktor faktual sebagai contoh seandainya Pemerintahan Jokowi – JK tidak mengeluarkan angka 300-400 trilyun rupiah untuk budget infrastruktur maka pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari angka 5%. Jadi pertumbuhan ekonomi saat ini tertolong oleh infrastruktur,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa yang lebih penting lagi dampak infrastruktur yang sekarang dibangun ini tidak dalam setahun atau dua tahun, tapi lebih dari itu.Dimana kedepannya akan terlihat efisiensi. Sebagai contoh pembangunan jalan tol yang akan memangkas biaya produksi yang rendah belum lagi biaya transportasi. (teks & foto : Farid S)