Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Gus Yahya Terima Undangan Dubes Maroko Pada Acara Majelis Hasaniyah

0 95

Ibadah.co.id – Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah menyampaikan undangan kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) untuk menghadiri acara rutin tahunan yakni Majelis Hasaniyah di Maroko, pada akhir Ramadhan Selasa (21/3/2023).

“Saya diundang untuk menghadiri acara tahunan di Maroko di akhir Ramadhan, di acara Majelis Hasaniyah yaitu pertemuan di antara para ulama Maroko untuk membicarakan berbagai hal,” ucap Gus Yahya kepada NU Online, usai melangsungkan pertemuan dengan Oudia Benabdellah.

Selain akan dihadiri para ulama Maroko, Majelis Hasaniyah juga akan dihadiri oleh Raja Maroko Muhammad bin al-Hassan atau Muhammad VI. 

Namun, Gus Yahya belum bisa memastikan dirinya hadir di acara itu. Ia terlebih dulu akan mengonsultasikan undangan ini kepada Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk mendapat izin berangkat ke Maroko.

“Kalau diizinkan insyaallah saya akan menghadiri undangan itu,” ucap Gus Yahya. Di Maroko nanti, Gus Yahya berencana akan menyampaikan hasil dari pertemuan para ulama dunia di Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang digelar pada 6 Februari 2023 di Surabaya, Jawa Timur.

“Saya akan menyampaikan apa yang menjadi hasil dari Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang kemarin kita selenggarakan untuk didiskusikan oleh para ulama di Maroko, kalau memang jadi berangkat,” katanya. 

Sementara itu, Dubes Maroko Ouadia Benabdellah mengaku merasa terhormat apabila Gus Yahya bisa berkunjung dan menghadiri Majelis Hasaniyah. Sebab menurutnya, Maroko dan Indonesia memiliki kedekatan.

“Maroko itu dekat dengan Indonesia dan bangsa Indonesia secara sejarahnya. Insyaallah dekat juga secara dakwahnya,” kata Benabdellah.

Sebagai informasi, Raja Maroko Muhammad VI memiliki kebiasaan pada setiap Ramadhan, sebulan penuh, untuk mengundang para ulama di berbagai belahan dunia untuk mengikuti ceramah ilmiah keagamaan yang dihelat di Istana kerajaan. Mereka dibagi dalam dua gelombang yakni pada 1-14 Ramadhan dan 15-27 Ramadhan. 

Dilansir Republika, tradisi mengisi Ramadhan dengan kegiatan ilmiah di Istana sudah berlangsung lama di Maroko, yakni sejak masa Sultan Hasan I (1873-1894) sampai sekarang. 

Sumber: NU Online

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy