Jakarta, ibadah.co.id – Koleksi desainer Malaysia Melinda Looi melenggang di pembukaan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) 2024, Rabu, 30 Oktober 2024. Perancang busana dengan 24 tahun pengalaman ini memperlihatkan pendekatan tidak biasa dalam mengolah tenun Sumba jadi busana siap pakai.
Ditemui usai show di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Melinda mengungkap, “Ini adalah kali pertama saya berada di sini, dan bisa saya katakan bahwa IN2MF merupakan acara luar biasa. Saya merasa tersanjung bisa berkreasi menggunakan tenun ikat, yang merupakan produk buatan tangan mengagumkan.”
Ketika pertama kali melihat tenun Sumba, Melinda mengaku langsung jatuh hati. “Setelah melihat kain yang akan saya gunakan, saya langsung menyanggupi tampil. Koleksi ini saya kerjakan selama kurang dari sebulan,” ujar desainer yang menangku memang menyukai wastra Indonesia itu.
Kepercayaan pada pelestarian kerajinan jadi alasan lain Melinda menyanggupi tampil di pembukaan IN2MF 2024. Ia berbagi, “Saya percaya pada upaya menginspirasi generasi muda menggunakan kain tradisional. Secara khusus, penggunaan (wastra) dengan cara yang trendi, namun tetap terlihat tidak lekang waktu, sehingga itu jadi karya yang dapat disimpan selamanya.”
Gagasan itu tercermin dalam rangkaian busana tertajuk “Benang” yang dipresentasikannya di panggung IN2MF 2024. Perpaduan gaya tradisional dan kontemporer terlihat jelas dalam permainan material berupa tenun Sumba dari pelestari ikat Kornelis Ndapakamang yang masih menggunakan pewarna ramah lingkungan tradisional.
Itu berpadu songket dari Tanoti, sebuah perkumpulan penenun dan perajin perempuan Sarawak yang berdedikasi terhadap produksi, promosi, dan penyebaran kain kerajinan tangan, serta dipasangkan dengan denim yang lebih kontemporer dan kulit emas metalik yang edgy.
Koleksi Busana Tenun Sumba
Siluetnya, meski didasarkan pada potongan sederhana, seperti jaket lengan panjang, jeans, dan mantel, diberi kesan lebih berani dan lebih berlebihan. Ini dipersembahkan melalui komponen-komponen, termasuk lengan yang sangat panjang, bahu tebal, dan dimensi kotak.
Sebagai hiasan, renda bergaya Barok emas yang rumit dipasangkan dengan payet dan manik-manik metalik yang serasi untuk menambah kilau yang romantis dan edgy. Secara keseluruhan, koleksi ini merupakan perayaan tekstil yang merupakan bukti autentik warisan budaya, serta orang-orang yang telah mencurahkan hati dan jiwa mereka untuk mempelajari dan melestarikan praktik produksi tradisional.
“Ketika menenun sesuatu, kita perlu memiliki benang yang saling terkait dan terhubung. Jadi, ini benar-benar refelski mode yang sangat terkait dengan koneksi, benang. Bagaimana kita dapat menyatukan dan bekerja sama walau berasal dari latar belakang berbeda,” sebutnya.
Tenun Sumba yang diolah Melinda sebenarnya merupakan pilihan Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma. Alasan pemilihan wastra itu, kata sang desainer, merupakan upaya menyeimbangkan kreasi Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) dari timur Indonesia.
Tenun dari Timur Indonesia
Dalam wawancara terpisah di JCC, Rabu, 30 Oktober 2024, Ali berkata, “Saya sadar sekali bahwa IKRA didominasi (perajin) Jawa dan Sumatra, makanya saya milih yang di Timur untuk menunjukkan bahwa timur (Indonesia) pun bisa diangkat, apalagi Sumba yang punya kerajinan tenun tidak kalah menawan.”
Kendati demikian, Ali menegaskani bahwa memang masih ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan terkait penggunaan tenun Timur Indonesia di lini modest fashion. “Tadi, misalnya, (di lini busana rancangan Melinda) dipilih (tenun Sumba) yang tidak ada motif hewan, jadi tetap sesuai syariat Islam,” ungkapnya.
Menurut Ali, penting untuk bekerja sama dengan desainer internasional dalam menggaet pasar global. “Koleksi ini nantinya akan dipajang di butik Melinda di Kuala Lumpur, itu kemudian jadi medium promosi lagi. Bila ada yang berminat, Melinda nanti akan membuka pemesanan dengan sistem pre order,” ucapnya.
“Menurut saya,” Ali mengatakan. “Ini langkah kecil, tapi memastikan (industri modest fashion Indonesia) sudah mulai melangkah ke sana (pasar global).”
Pembukaan IN2MF 2024
Koleksi kreasi tenun Sumba Melinda hanya satu dari sekian banyak rangkaian yang diperlihatkan di landasan pacu acara pembukaan IN2MF 2024. Selebihnya adalah karya para pemenang “Fesyar Young Designer Competition” wilayah Kawasan Timur Indonesia, Sumatra, dan Jawa, dengan mentor Ali Charisma, Itang Yunasz, dan Wignyo Rahadi dari Dewan IKRA.
Parade tersebut memperlihatkan koleksi modest fashion dengan keragaman wastra yang didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) di sejumlah wilayah. Ada karya dari Anita Yuni binaan KPw BI Jember, Sevira Tari binaan KPw BI Prov. Sumatra Utara, Muhammad Bilal binaan KPw BI Prov. Sumatera Selatan, dan Mariani Montu binaan KPw BI Prov. Sulawesi Utara.
Juga, terdapat karya Febry Ferry Fabry binaan KPw BI Prov. Sulawesi Tengah, Robby Ariny Manasikaka binaan KPw BI Prov. Jambi, Nida Munadiah binaan KPw BI Tasikmalaya, Tya Chandra binaan KPw BI Prov. Jawa Tengah, serta Fahmi Sasirangan binaan KPw BI Prov. Kalimantan Selatan.
Comments are closed.