Take a fresh look at your lifestyle.

Kebencian dan Intoleransi Dapat Picu Ekstremisme dan Tindakan Radikal

0 108

Ibadah.co.id-Tindakan radikal dan prilaku ekstrem masih masih marak di sekitar kita. Bahkan semasa wabah Covid-19 tindakan kekerasan kerap kali terjadi di berbagai tempat. Hal ini dapat dipicu oleh sifat kebencian dan intoleransi.

Dalam pidato Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar MH disebutkan bahwa tindak kriminal seperti yang terjadi pada Polsek Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, memberikan sinyal, bahwa ancaman terorisme masih ada dan nyata di sekitar kita. Hal itu disampaikan dalam dialog Virtual FKPT Kalimantan Selatan, Selasa (16/6/2020).

Dalam kegiatan yang dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor tersebut, perwira bintang tiga itu menyampaikan beberapa pandangan kelompok radikal terorisme terhadap wabah Covid-19, antara lain bahwa wabah ini sebagai ujian dari Yang Kuasa sehingga dapat dimanfaatkan untuk melakukan “amaliyah”, seperti yang terjadi baru saja di Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

“Kemudian mereka melihat wabah ini sebagai peluang persiapan perang, nantinya akan erat berkaitan dengan propaganda online, perekrutan, dan penggalangan dana berkedok “amal” dan lainnya,” ujarnya.

Pihaknya pun meyakini bahwa aksi terorisme adalah fenomena di hilir. Adapun hulunya adalah kebencian, intoleransi, dan radikalisme. Oleh karena itu, pihaknya selalu menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan tokoh masyarakat, untuk terus mendengungkan narasi damai, cinta tanah air dan sesama, serta wawasan kebangsaan, sebagai antidot virus radikalisme, baik secara offline maupun online.

“Karena terorisme itu tidak cukup diatasi hanya dengan penangkapan, penjara, atau bahkan peluru tajam semata, karena ini berakar pada ideologi yang keliru. Ini yang perlu diluruskan terlebih dahulu, jika kita ingin Indonesia damai terbebas dari terorisme,” tegasnya.

Lebih lanjut, Boy mengatakan bahwa tantangan radikalisme ditengah pandemi ini lebih rentan terhadap generasi muda. Hal tersebut menurutnya didasari bahwa generasi muda lebih rentan terpengaruh oleh arus deras informasi negatif, baik menjadi pelaku sekaligus korban, hingga melakukan aksi sendiri yang dikenal dengan istilah lone wolf.

Diakhir sambutannya, Boy berharap kegiatan Dialog Virtual FKPT Kalsel ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat memberikan masukan kepada kita semua untuk mengalahkan 2 virus sekaligus: Covid-19 dan Radikalisme.

“Semua tantangan itu harus memacu kita semua yang hadir, agar meningkatkan kerjasama, membangun jaringan di semua lini, baik offline maupun online, sehingga di tengah segala keterbatasan aktifitas kita dapat menjangkau segala lapisan masyarakat,” pungkasnya.

Hadir sebagai narasumber dalam dialog virtual tersebut antara lain Kapolda Kalsel, Kabinda Kalsel, dan Ketua FKPT Kalsel Aliansyah Mahadi. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy