Take a fresh look at your lifestyle.

Imam Besar Al-Azhar Ingatkan Presiden Prancis Soal Kartun Nabi

85

Ibadah.co.id – Imam Besar Al-Azhar Mesir Sheikh Ahmed El-Tayyeb mengingatkan Presiden Prancis soal insiden kartun Nabi Muhammad. Ia berkata bahwa seorang pemimpin semestinya menjaga kerukunan sosial, dan meredam perselisihan. Hal ini ia sampaikan melalui situs jejaring sosial miliknya.

Seperti dilansir republika.co.id pada 26/10/20, Imam Besar Al-Azhar Mesir Sheikh Ahmed El-Tayyeb mengutuk apa yang dia sebut sebagai “kampanye sistematis” melawan Islam yang bertujuan untuk melibatkan simbol-simbol Islam dalam konflik politik.

Dalam postingannya di situs jejaring sosial, Facebook dan Twitter, Tayyep mengatakan dalam bahasa Arab, Inggris dan Prancis, “Kami tidak akan menerima simbol agama kami menjadi korban kampanye pemilu di arena politik.”

Dia dengan tegas menolak serangan jahat terhadap Nabi Muhammad dengan mengatakan, “Saya katakan kepada mereka yang membenarkan penghinaan terhadap Nabi Islam, masalah sebenarnya terletak pada ideologi munafik dan agenda kecil Anda.”

“Saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa tanggung jawab tertinggi seorang pemimpin adalah menjaga perdamaian sipil, serta menjaga kerukunan sosial, menghormati agama, menghindari perselisihan, dan tidak menyulut konflik atas nama kebebasan berekspresi,” tambah imam besar itu yang dikutip di Ahram, Senin (26/10).

Imam Besar Azhar Mesir Sheikh Ahmed El-Tayyeb mengutuk apa yang dia anggap sebagai “kampanye sistematis” melawan Islam yang bertujuan untuk melibatkan simbol-simbol Islam dalam konflik politik.

Dalam posting di situs jejaring sosial, Facebook dan Twitter – dalam bahasa Arab, Inggris dan Prancis – Tayyeb mengatakan “Kami tidak akan menerima simbol agama kami menjadi korban kampanye pemilu di arena politik.”

Dia menolak serangan jahat terhadap Nabi Muhammad dengan mengatakan “Saya katakan kepada mereka yang membenarkan penghinaan terhadap Nabi Islam, masalah sebenarnya terletak pada ideologi munafik dan agenda kecil Anda.”

“Saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa tanggung jawab tertinggi seorang pemimpin adalah menjaga perdamaian sipil, serta menjaga kerukunan sosial, menghormati agama, menghindari perselisihan, dan tidak menyulut konflik atas nama kebebasan berekspresi,” tambah imam besar itu.

Lembaga Islam Mesir, al-Azhar juga turut mengecam pernyataan rasis presiden bernama lengkap Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron itu. Para sarjana Universitas Al Azhar menyebut pernyataan Macron bertentangan dengan esensi Islam yang sebenarnya.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengunggah tweetnya dalam bahasa Arab pada Ahad tentang Prancis tidak akan menyerah dan menghormati semua perbedaan di tengah kontroversi penggunaan kartun Nabi Muhammad yang menewaskan seorang guru beberapa waktu lalu. Macron menyebut pelaku tersebut sebagai Islamis.

“Kami tidak akan pernah menyerah. Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat damai. Kami tidak menerima perkataan yang mendorong kebencian dan membela perdebatan yang masuk akal. Kami akan selalu berpihak pada martabat manusia dan nilai-nilai universal,”ujarnya dalam cuitannya, dilansir Englis Alarabiya, Senin (26/10).

Macron telah mengkritik mereka yang dia sebut sebagai Islamis dan membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Hal ini terjadi setelah seorang guru bahasa Prancis dipenggal pekan lalu di dekat Paris usai dia menunjukkan kartun Nabi selama kelas tentang kebebasan berbicara. Macron mengatakan guru yang terbunuh itu adalah korban serangan teroris Islam.

Macron ikut dalam upacara penghormatan guru tersebut pekan lalu. “Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita dan mereka tidak akan pernah memilikinya,” kata dia.

Insiden itu telah memicu perdebatan tentang menghormati agama dan mendorong banyak pemimpin di dunia Islam untuk mengutuk kejahatan tersebut. Pun dengan menekankan pentingnya menghormati para nabi. Ada beberapa kampanye media sosial di negara-negara Muslim yang menyerukan pemboikotan produk Prancis.

Imam besar Al-Azhar pada Selasa lalu mengutuk pemenggalan seorang guru bahasa Prancis. Tetapi dia mengatakan menghina agama atas nama kebebasan berbicara adalah ajakan untuk membenci.

Sementara Sheikh Ahmed Al-Tayeb dari Institusi Islam Sunni Mesir berpidato di Capitol Square Roma di depan pertemuan para pemimpin Kristen, Yahudi, dan Buddha. Termasuk Paus Francis dan Kepala Rabbi Prancis Haim Korsia.

“Sebagai seorang Muslim dan Syekh Al-Azhar, saya menyatakan Islam, ajarannya, dan Nabi tidak bersalah dari kejahatan teroris yang jahat ini,” kata Tayeb dalam pidatonya. Dia menekankan, menghina agama dan menyerang simbol suci mereka di bawah kebebasan berekspresi adalah standar ganda intelektual dan undangan terbuka untuk kebencian.

“Teroris ini tidak berbicara untuk agama Nabi Muhammad, sama seperti teroris di Selandia Baru yang membunuh Muslim di masjid berbicara untuk agama Yesus,” ucap dia.

Polisi Prancis telah menangkap 16 orang, termasuk seorang radikal Islam dan empat anggota keluarga Anzorov. Salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di dunia, Al-Azhar pada September mengutuk keputusan majalah satir Prancis Charlie Hebdo untuk mencetak ulang kartun Nabi Muhammad.

Paty (47 tahun) diserang dan dibunuh oleh seorang remaja berusia 18 tahun dalam perjalanan pulang dari sekolah menengah pertama tempat dia mengajar di Conflans-Sainte-Honorine, dekat Paris. Dia telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad. Dia dipenggal kepalanya oleh Abdullah Anzorov. Usai memenggal, Anzorov mengunggah gambar tubuh korbandi Twitter sebelum dia ditembak mati oleh polisi. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

1 Comment
  1. […] – Imam Besar al-Azhar, Syekh Ahmed al-Tayeb mengutuk aksi penyerangan di Wina, Austria. Selain Imam Besar al-Azhar banyak […]

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy