Demi Kemaslahatan, China dan Amerika Serikat Harus Bersatu Lawan Corona
Ibadah.co.id – Kasus Virus Coronya yang merebak ke segala penjuru dunia terus menjadi perhatian seluruh negara. Termasuk negara yang bertikai saling todong terkait Corona ini adalah China dan Amerika Serikat (AS).
Pasalnya, kedua negara ini saling mencari kesalahan dalam merambahnya virus covid-19 ini. Mestinya China dan Amerika Serikat, kedua negara tersebut harus bersatu untuk memerangi pandemi COVID-19 ini.
Sebagimana dilansir dari sindonews, Presiden Xi Jinping ketika melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Donald Trump pada Jumat (27/3/2020) terkakit klaim perseberan virus Corona ini.
Kedua negara tersebut telah berseteru dalam beberapa pekan terakhir tentang virus corona. Menurut media pemerintah China, CCTV, Xi mengatakan kepada Trump bahwa Beijing ingin terus berbagi semua informasi dan pengalaman dengan Washington.
Kedua pemimpin itu mengisyaratkan “nada berdamai” setelah Trump dan Menteri Luar Negerinya Mike Pompeo membuat marah Beijing bulan ini dengan berulang kali menyebut “virus China” ketika membahas wabah COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, China, Desember 2019.
Awal bulan ini seorang juru bicara kementerian luar negeri di Beijing melalui Twitter menyampaikan kecurigaannya bahwa militer AS-lah yang membawa virus itu ke Wuhan.
Percakapan telepon kedua pemimpin pada hari ini berlangsung ketika jumlah kasus infeksi COVID-19 di AS melonjak sangat tajam menjadi 85.612 orang, melampui China 81.340 orang. Angka itu menjadikan AS sebagai negara dengan jumlah kasus infeksi COVID-19 terbanyak di dunia.
Menurut laporan CCTV, Xi Jinping mengatakan hubungan China-AS berada pada “titik kritis”. Dia menambahkan bahwa kerja sama kedua negara itu saling menguntungkan dan satu-satunya pilihan yang tepat.
“Saya berharap bahwa AS akan mengambil tindakan substantif untuk meningkatkan hubungan China-AS, dan kedua belah pihak dapat bekerja sama dalam memerangi epidemi,” katanya.
Xi Jinping menambahkan, beberapa provinsi, kota, dan perusahaan di China telah menyediakan pasokan medis dan dukungan kepada Amerika. (RB)