NU dan Muhammadiyah Kecam Pembunuhan di Sigi
Ibadah.co.id – Ketua Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama, H Rumadi Ahmad dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengecam pembunuhan di Sigi. Masyarakat diminta untuk tidak melakukan hal gegabah.
Seperti dilansir republika.co.id pada 29/11/20, Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama mengutuk keras aksi pembunuhan yang menewaskan satu keluarga di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (28/11) kemarin. Aksi teror tersebut jelas telah melukai masyarakat Indonesia dan perlu mendapatkan tindakan yang cepat dari aparat.
Ketua PP Lakpesdam Nahdlatul Ulama, H Rumadi Ahmad, mengatakan tidak ada alasan yang membenarkan mengenai aksi kejam yang diduga dilakukan oleh militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) ini. Menurut dia, perbuatan itu sangatlah biadab dan tidak manusiawi, perlu mendapat perlawanan dari aparat Polri maupun TNI.
“Peristiwa tersebut sangat menyakitkan, bukan hanya disesalkan tapi patut dikutuk. Tak ada alasan apapun yang bisa membenarkan perbuatan biadab tersebut,” kata H Rumadi, dikutip dari NU Online, Ahad (29/11).
Dia meminta aparat segera mempercepat tindakan dengan menangkap para pelaku penyerangan dan pembunuhan tersebut. Lakpesdam PBNU mendorong kepada aparat keamanan untuk mendeteksi secara dini gerakan-gerakan kelompok teroris, kata dia.
“Aparat keamanan perlu deteksi dini yang lebih kuat agar peristiwa sejenis tidak terulang. Masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan dan bekerjasama dengan aparat keamanan lebih erat,” tuturnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sutami M Idris, juga melontarkan kecaman atas tindakan yang tidak berperikemanusiaan tersebut. PCNU mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi dengan informasi yang berkembang. Masyarakat juga harus menahan diri, serahkan semuanya kepada pihak yang berwenang, kata dia.
“Kami mengajak seluruh Nahdliyin dan masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan dan menolak segala bentuk kekerasan dan mendukung aparat keamanan untuk mengusut tuntas insiden yang terjadi dan menemukan pelaku dari peristiwa itu,” ujarnya.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menyebut dirinya merasa prihatin dengan kejadian tersebut. Ia lantas menegaskan, kekerasan yang terjadi bukanlah konflik keagamaan.
“Aparatur keamanan harus segera bertindak dan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku. Ini bukan masalah konflik antar umat beragama,” kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (29/11).
Ia lantas meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pemberitaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumber dan kebenarannya. Masyarakat hendaknya mempercayakan penanganan kepada pemerintah, khususnya aparatur keamanan dan penegak hukum.
Kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, ia menyebut perlu mengambil langkah cepat. Salah satu yang bisa dilakukan adalah memanggil tokoh lokal, khususnya dari kalangan agamawan, untuk bermusyawarah mencari jalan keluar penyelesaian yang komprehensif. “Ini bukan masalah sederhana, sehingga harus diselesaikan dengan seksama. Diperlukan kebersamaan dalam menyelesaikan persoalan agar peristiwa serupa tidak terjadi di tempat yang sama atau tempat lainnya,” lanjutnya. (RB)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.